POJOKBANDUNG.com, NGAMPRAH – Masyarakat meminta pintu perlintasan tanpa palang pintu di Kampung Sumur Bor, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi perhatian pihak terkait.
Pasalnya, perlintasan tanpa palang pintu di kawasan tersebut merenggut lima jiwa pasca terjadi tabrakan maut antara kereta feeder dan mini bus Daihatsu Sigra dengan nomor polisi D-1859-AJY pada Kamis (14/12/2023) lalu.
Salah seorang warga Cimareme, Toni (46) mengatakan, jalur Cilame merupakan salah satu jalan alternatif menuju kawasan Ngamprah dan sekitarnya termasuk ke Pemkab Bandung Barat.
“Jalan ini bisa menjadi alternatif ke kawasan Ngamprah maupun Cisarua karena dapat terhindar dari kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Cimareme dan sekitarnya,” katanya, Senin (18/12/2023).
Ia menambahkan, mobilitas warga melalui kawasan tersebut memang cukup tinggi. Apalagi saat jam kerja maupun aktivitas sekolah warga tidak sedikit yang melintasi rel tanpa palang pintu ini.
“Buat warga jalan Cilame memang menjadi salah satu jalan alternatif yang digunakan warga,” katanya.
Ia berharap, ada solusi yang tepat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi. Oleh karena itu, ia meminta pihak terkait memberikan perhatian yang lebih terkait kondisi rel kerata tanpa palang pintu.
“Mudah-mudahan tidak lagi ada kejadian yang memilukan terjadi lagi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) KBB, Fauzan Azima menyebut, perlintasan sebidang yang berada di Kampung Sumur Bor, Desa Cilame itu tidak resmi dan sudah digunakan sejak KBB belum berdiri.
“Nah, untuk perlintasannya sendiri bukan perlintasan resmi. Seyogianya memang perlintasan itu ditutup,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya saat ini telah membuat permohonan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Direktorat Perkeretaapian terkait dengan perizinan perlintasan sebidang.
“Sebenarnya kalau tidak resmi harusnya ditutup, karena kepentingan masyarakat lebih banyak dan tidak ada alternatif lain, kita harus bijak apa yang kira-kira terbaik untuk dilakukan tanpa mengurangi aspek keselamatan,” katanya.
Fauzan menyebut, ada beberapa hal yang pihaknya bisa lakukan antara lain untuk jangka pendeknya memasang perlintasan sebidang palang pintu.
Ia menegaskan, pihaknya sudah merencanakan pemasangan palang pintu pada tahun 2024 untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan. Dengan begitu, potensi kecelakaan lantaran rel kereta tanpa palang pintu dapat diminimalisir.
“Intinya, keselamatan yang paling utama. Nanti, sambil berproses langkah-langkah yang terbaiknya apa. Tapi, jangka pendek ini kita pasang palang pintu perlintasan,” tandasnya.