POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Memasuki musim penghujan di wilayah bandung raya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat bersama TNI, Polri, PMI, Satpol PP, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan lainnya, gelar apel kesiap siagaan mitigasi bencana Jawa Barat, di Dome Balerame, Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (8/11/2023) lalu.
Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, Apel kesiap siagaan ini untuk menegaskan, bahwa sekarang sudah mulai masuk musim hujan.
“Jadi yang penting kesiap siagaan lintas intansi, ” ujar Bey, setelah apel kesiapsiagaan.
Ia juga meminta semua pihak untuk siap siaga dengan potensi bencana yang terjadi di musim penghujan, seperti banjir, longsor.
“Kalau dari data kan terbanyak, Sukabumi, Bogor untuk longsor, banjir di daerah Pantura. Kami minta daerah lain juga berhati-hati, semua kabupaten kota untuk bersiapsiaga, ” kata Bey.
Menurut Bey, bencana banjir itu antisipasi sejak awal di semua wilayah, seperti pembersihan sungai dan lainnya, begitu juga antisipasi di Sungai Citarum.
“Biaya tidak terduga (untuk bencana) ada di setiap kabupaten/kota, ada juga di provinsi,” ujarnya.
Menurut Bey, alokasi dari APBD 2024 masih dibahas sekarang, diupayakan ada peningkatan, pada 2023 sekitar Rp 200 miliar.
“Tapi intinya biaya tidak terduga itu kan kalau dibutuhkan bisa geser-geser, ini kan prioritas, prioritas keselamatan masyarakat, ” katanya.
Sementara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar, Dani Ramdan mengatakan, dari sekarang sudah digiatkan, mulai para relawan yang Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) melalui mitigasi.
“Misalnya di lingkungan rumah masing-masing, membersihkan saluran air, sampai kali, dan sungai, kami kerja sama dengan BBWS melakukan susur sungai. Terutama yang punya potensi banjir bandang,” kata Dani.
Dani mengatakan, jadi seperti di daerah hulu, supaya tidak ada pohon yang tumbang, batu atau material lain yang biasanya pada saat musim hujan, menjadi pemicu adanya banjir bandang.
Menurut Dani, potensi terjadinya banjir dari daerah Pantura, dari Bekasi, Subang, Karawang sampai Indramayu. Kalau longsor di daerah Selatan, mulai dari Sukabumi, Cianjur, Garut Selatan, adapun Pangandaran, Ciamis juga berpotensi banjir.
“Untuk angin kencang, ini hampir tidak ada mitigasinya kecuali kita memperbanyak penanaman pohon besar, itu bisa mengurangi sirkulasi angin,” kata Dani.
Dani mengungkapkan, jika terjadi angin kencang, yang harus disiapkan reaksi cepat. “Misal Pohon tumbang menghalangi jalan, minimal atau kalau sudah menimpa korban ada upaya penyelamatan,” tuturnya.
Dani mengimbau kepada masyarakat, untuk memperkuat bangunan, terutama atap untuk antisipasi terjadinya angin puting beliung.”Biasanya transisi dari musim kemarau ke hujan, ada cuaca ekstrem, angin puting beliung. Kami juga imbau untuk dinas terkait, billboard itu juga untuk diperiksa, ” katanya.
Dani mengungkapkan, kepada dinas pertamanan juga supaya memeriksa pohon pelindung di pinggir jalan.”Itu harus ada pemangkasan, biasanya menjelang musim hujan ada pemangkasan. Sehingga tidak menimbulkan kerobohan, ataupun patahan dahan yang bisa menimbulkan korban,” ucapnya.