POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Tahun politik baik di pilkada maupun menjelang pemilihan legislatif dan presiden, gesekan antara pendukung rentan terjadi. Kendati begitu, konflik politik tetap bisa di redam dengan sejumlah upaya.
Demikian diungkapkan Agung Budi Santoso, Anggota DPR RI Fraksi Demokrat, dalam kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan dan kenegaraan, di Cimahi.
Menurut Agung, salah satu upaya meredam fenomena itu, bisa dicegah dengan saling hormat menghormati serta saling menghargai antar pendukung calon.
“Nilai-nilai Pancasila ini lah yang mesti ditumbuhkan kembali kepada masyarakat sebagai alat pemersatu bangsa,” ujar Agung.
Sejauh ini dalam pengamatannya, terkikisnya nilai-nilai Pancasila di masyarakat ditandai dengan maraknya penyebar berita yang tidak jelas.
“Pelaku dengan sengaja menebar benih isu Suku Agama, Ras dan Golongan (SARA) dengan serangan melalui media sosial, baik itu facebook, instagram, whats app dan media sosial lainnya. “Mereka sengaja menyebar isu SARA dimedia sosial untuk memecah bangsa ini,” ungkapnya.
Isu-isu SARA ini juga, sebut Agung, dipergunakan oleh pelaku untuk membenturkan antar pendukung di pilkada. “Maka tak heran senjata ampuh mereka membuat pertikaian dipilkada adalah dengan kampanye hitam, inilah yang mesti diwaspadai oleh tim pendukung jangan mudah terprovokasi,” tuturnya.
Cara mudah mengenali isu itu, tambah Agung, adalah menelusuri sumber berita tersebut benar atau tidak. “Jadi jangan sampai mudah terpancing,” sebutnya.
Agung berpandangan, pelaku isu tersebut sengaja membuat gerakan untuk membuat gaduh negara. Biasanya para pelaku ini mengatasnamakan agama atau golongan yang tujuannya memecah belah rakyat.
“Jadi kuncinya adalah kebihnekaan harus dipahami secara mendasar oleh masyarakat, jika negara kita menganut paham Pancasila, tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, maupun golongan,” tandasnya. (gat)