POJOKBANDUNG.COM-Sandiaga Salahuddin Uno memutuskan diri untuk meninggalkan Partai Gerindra sesuai pilihannya. Namun, rencana pindah haluan Sandiaga Uno menuai kekecewaan pihak Gerindra.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pihaknya cukup terkejut saat Sandi menyampaikan surat pengunduran diri yang disampaikan melalui Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sufmi Dasco Ahmad pada Minggu (23/4). Sebab, dalam halalbihalal di rumah Prabowo sehari sebelumnya, Muzani mengaku sudah meminta Sandi tidak meninggalkan Gerindra.
”Sabtu (22/4) kami merasa Pak Sandi tidak akan meloncat,” ungkapnya di Tangerang kemarin (24/4).
Bahkan, saat bertemu di rumah Prabowo, Muzani bersama Sandi telah berjanji untuk bertemu lagi pada Senin malam kemarin. Rencananya, dalam pertemuan Muzani akan menyampaikan pesan Prabowo untuk berjuang dengan sabar, konsisten, dan tetap bersama-sama. Namun, justru Sandi memutuskan untuk mundur lebih dulu.
Muzani lantas menyampaikan jasa besar Prabowo yang sudah membesarkan nama Sandi di kancah politik. Ketika bergabung dengan Gerindra pada 2014, Sandi bukanlah seorang tokoh politik yang dikenal publik. Hanya dikenal di kalangan pengusaha. Prabowo lalu membantunya dengan mengusung sekaligus memenangkannya pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Tak lama berselang, Prabowo lantas mengajaknya untuk maju sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2019. Tak berhenti sampai situ, saat Gerindra masuk pemerintah, partai juga memberinya kursi sebagai menteri. ”Ketika posisinya sekarang ini cukup bagus, dengan reputasi yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, sepertinya dia (Sandi, Red) tergoda survei,” sindirnya.
Sebelumnya Sandi menyebut keputusan yang diambil untuk keluar dari Gerindra cukup berat. Melalui Dasco, Sandi sudah menyampaikan permohonan maaf. ”Saya sampaikan beberapa pemikiran sekaligus juga kalau ada kesalahan selama ini maaf lahir batin,” ujar Sandi saat berada di kediaman Dasco.
Sandi menyebutkan, proses pengunduran diri untuk memilih berlabuh di partai lain juga bagian dari etika berpolitik. ”Tentu semua harus ada mekanisme, administrasi, etika, dan hormat kepada yang saya sangat teladani, Pak Prabowo. Beliau negarawan,” terangnya. (far/c9/hud)