POJOKBANDUNG.com, TANGERANG- Almarhumah Eno Farihah (19) semasa hidup merupakan sosok yang disukai banyak pria. Termasuk tiga tersangka Rahmad Arifin alias Arif (24), RAM alias Alm (15), dan Imam Hapriadi alias Imam (24), yang tega menghabisi nyawanya, Jumat (13/5).
Para pelaku berupaya merebut hati korban. Namun, korban tidak mau. Pelaku pun sakit hati dan berniat membunuh korban.
“Ternyata korban disukai banyak orang, namun tidak ditanggapi sehingga mereka sakit hati,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Selasa (17/5).
Karena memiliki dendam, ketiga tersangka ini merencanakan memperkosa dan membunuh korban. “Pada saat ada kesempatan, mereka sama-sama melampiaskan kebejatannya kepada korban,” ungkapnya.
Menurut Krishna, saat ditangkap RAM awalnya mengaku menghabisi korban sendirian. Namun, polisi tak menelan mentah-mentah begitu saja pengakuan RAM. Setelah diselidiki, ternyata ada pelaku lainnya.
Hal itu pun terbukti dari hubungan komunikasi yang diperoleh polisi. “Kami punya bukti hubungan komunikasi antara pelaku dengan korban,” kata dia.
Salah satu tersangka bernama Arif, bahkan mengaku masih bujangan saat mendekati korban. Padahal, Arif sudah beristri. Bahkan, saat ini tengah berpacaran dengan seorang saksi berinisial S, karyawan setempat.
“Ternyata dia sudah menikah, namun mengaku bujangan di pabrik. Dia berpacaran dengan saksi S, tapi menyukai korban juga,” kata Krishna. Ia mengatakan, awalnya polisi menduga S turut terlibat pembunuhan Eno. “Tapi, ternyata tidak.”
Eno ditemukan tewas bersimbah darah, dan sebuah gagang cangkul tertancap di kemaluannya. “Diduga korban pembunuhan dan perkosaan,” tegas Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono.
Awi menjelaskan, dari hasil penyidikan diketahui tiga tersangka memiliki peran masing-masing. dia menyatakan, Arifin berperan menyetubuhi korban. “Dan memasukan gagang cangkul ke kemaluan korban,” tegasnya.
Sedangkan RAM, lanjut dia, berperan mencangkul wajah, menggigit payudara, memegang kaki korban saat Arifin memasukan gagang cangkul ke kelamin Eno. “Serta mengambil handphone milik korban,” ungkapnya.
Imam berperan membekap wajah korban menggunakan bantal. “Dan menyayat wajah korban menggunakan garpu makan,” ujar Awi.