Tips! Tak Terimbas Cabai Mahal atau Langka, Ini Kata Kadistan Bandung 

Petani memetik Cabai Rawit di perkebunan Cicaleng, Desa Wangunharja, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (5/3). TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/ POJOKBANDUNG

Petani memetik Cabai Rawit di perkebunan Cicaleng, Desa Wangunharja, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (5/3). TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/ POJOKBANDUNG

POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung mengungkapkan bahwa ada dua hal yang membuat harga cabai rawit merah melambung tinggi hingga diangka Rp100 ribu hingga Rp120 ribu. Penyebab pertama adalah kondisi cuaca yang sedang ekstrim dan luas lahan yang ditanami cabai terus berkurang.

“Pertanaman sedang jelek karena hujan terus-terusan. Selain itu juga luas tanam cabai berkurang karena saat bulan Agustus sampai dengan Oktober 2020, harga cabai jelek sehingga petani yang menanam cabai berkurang,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran saat wawancara melalui sambungan telepon, Jumat (5/3).

Tisna melanjutkan bahwa supply atau ketersediaan cabai berkurang, sehingga harga jadi tinggi sekali. Memang untuk saat ini, demand atau permintaan cabai masih stabil, tapi saat ramadhan atau lebaran pasti permintaan bertambah.

“Kondisi seperti ini kayanya akan lama, kalau lihat cuacanya kan saat ini ekstrim terutama kalau lihat daerah pegunungan itu, kentang juga produkstivitasnya hanya setengahnya karena seringkali hujan sampai sore tidak ada matahari sehingga penyinarannya kurang. Kemudian, kalau hujan kan otomatis kelembapannya yang berpengaruh terhadap penyakit, berarti penggunaan pestisida untuk jamur dan bakteri itu jadi tinggi,” tutur Tisna.

Luas lahan yang digunakan untuk menanam cabai, kata Tisna, jumlah pertahunnya itu variatif ya. Biasanya bisa mencapai hingga 200 hektar. Namun, Tisna memastikan bahwa jumlah lahan cabai diprediksi berkurang. Kondisi kenaikan harga cabai rawit merah ini dikhawatirkan sampai lebaran. Oleh karena itu, Tisna menyarankan masyarakat untuk menggunakan cabai kering.

“Pada saat harganya murah, bisa dikeringkan, kan tetap masih pedas. Kita sosialisasikan penggunaan cabai kering, kalau saya lihat di kementerian itu kaya daging beku lah, daging beku kan banyak,” jelas Tisna.

Selain menggunakan cabai kering, cara lain untuk menyiasati harga cabai yang mahal adalah dengan menanam cabai di halaman rumah masing-masing. Menanam cabai ini tidak harus langsung ditanam di tanah, tapi juga bisa menggunakan sarana polibag. Apalagi saat harga cabai mahal, ibu rumah tangga pasti berinisiatif untuk menanam cabai sendiri.

“Sebenarnya kalau kita punya dua pohon cabai maka kebutuhan sehari hari cukup, tanam pakai polibag. Kalau uangnya cukup, silahkan pakai cabai segar, kalau uangnya enggak ada silahkan pakai cabai kering, kalau enggak ada sama sekali udah jangan dicabaian,” pungkas Tisna.

(fik)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …