POJOKBANDUNG.com, BEKASI – Perbaikan tanggul Sungai Citarum yang berada di Kampung Babakan Banten, Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, belum juga selesai hingga saat ini, Selasa (2/3/2021). Padahal, perbaikan tanggul yang jebol itu ditargetkan bisa selesai dalam waktu dua hari oleh Presiden Joko Widodo, saat mengunjungi lokasi tersebut.
“Hingga saat ini perbaikan tanggulnya belum selesai,” kata Camat Pebayuran, Hanip Zulkipli kepada Radar Bekasi, Selasa (2/3/2021).
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo, saat meninjau ke lokasi tanggul Sungai Citarum yang jebol, meminta agar perbaikan tanggul segera diselesaikan secepatnya. Bahkan, dirinya menargetkan perbaikan tanggul maksimal dua hari.
Menyikapi hal itu, mantan Sekretaris Satpol PP ini menyampaikan, teknis pelaksanaan-nya tidak semudah yang dibayangkan, terlebih pada beberapa hari belakangan ini, hujan kembali turun. Akibatnya, tanah yang sudah ditumpuk, kembali turun ke bawah. Dia menduga, itu disebabkan karena di bawahnya kosong.
“Sebelumnya sudah mau selesai, tapi tanah turun lagi ke bawah satu meter, sehingga pengerjaan-nya agak terlambat, tapi sekarang mulai dikerjakan lagi,” terang Hanip.
Adapun perbaikan tanggul, sementara menggunakan karung diisi tanah, mengingat untuk perbaikan secara permanen, harus dengan cara seperti ini dulu. Lanjut Hanip, sejauh ini perbaikan tanggul baru dilakukan di wilayah Desa Sumberurip saja, walaupun ada beberapa titik tanggul lain jebol di Pebayuran.
“Untuk di Pebayuran, ada delapan titik yang jebol. Namun, untuk sekarang proses perbaikan tanggul baru di sini saja, yang lain diperbaiki secara swadaya masyarakat,” bebernya.
Kendati demikian, Hanip mengaku, tanggul yang jebol sudah tidak mengeluarkan air lagi, mengingat debit air yang berada di Sungai Citarum sudah mulai turun. Kemudian, untuk perbaikan rumah yang rusak dan hanyut, sampai saat ini belum bisa dilakukan, meningat harus menunggu perbaikan tanggul.
“Ya, perbaikan rumah menunggu selesainya perbaikan tanggul, karena sekarang ini masih banyak alat-alat berat,” ucap Hanip.
Dia juga menjelaskan, warga yang rumahnya rusak dan hanyut, masih tinggal di gedung sekolah yang berada di sekitar tempat tinggal masing-masing. Dan untuk di Desa Sumberurip, ada 55 rumah yang terdampak, di mana 35 rusak parah dan hanyut, serta 20 lagi rusak ringan dan sedang.
“Ada 55 lima rumah yang terdampak banjir, dan mereka masih mengungsi di gedung sekolahan. Untuk kerugian, secara keseluruhan sedang dilakukan pendataan setiap desa,” tandas Hanip.