POJOKBANDUNG.com, SUBANG- Sebagian wilayah Pamanukan, Kabupaten Subang perlahan pulih setelah dihantam banjir beberapa hari. Mayoritas jalan kabupaten dan provinasi yang sebelumnya terendam air, kali ini sudah surut.
Lalu lintas kendaraan ramai kembali, meski lumpur dan sampah masih ada di mana- mana. Hingga Minggu (21/2/2021), masih ada sebagian kecil jalan di Pamanukan yang masih tergenang air.
Lalu lintas kendaraan di jalan jalan protokol juga sudah mulai ramai, meski masih ada beberapa desa di 8 kecamatan Subang utara ini masih tergenang banjir susulan yang ke tiga kalinya,akibat luapan Sungai Cipunagara.
Para warga yang menjadi korban banjir juga sudah membersihkan rumah dan tokonya yang dipenuhi lumpur. Kegiatan ekonomi sudah mulai berdenyut.
Akan tetapi, dampak terjadinya banjir masih dirasakan oleh para warga yang menjadi korban banjir.Selain kondisi rumah yang kotor, banjir juga berdampak pada kondisi infrastruktur. Salah satunya adalah kondisi aspal jalan.
Genangan air dan derasnya arus banjir biasanya membuat kondisi jalan menjadi rusak .Gerusan yang disebabkan arus air mampu membuat aspal menjadi mengelupas. Atau bahkan menyebabkan munculnya lubang di jalanan.
Seperti yang terpantau di jalan raya Ion Martasasmita Pamanukan, kondisi jalan tersebut berkubang dan bergelombang sepanjang 3 kilo meter. Terlihat air menggenangi hampir separuh badan jalan tersebut.
Menurut seorang warga, Jajang (25) kondisi jalan tersebut sudah begitu sejak lama. “Sudah hampir satu tahun kondisi jalan ini bergelobang, sekarang tambah parah setelah terendam banjir, selain bergelobang sekarang malah ada kubangan kubangan besar tak beraspal lagi,” kata Jajang kepada Radar Bandung Minggu (21/2/2021).
Kondisi ini tentunya perlu diwaspadai oleh para pengendara kendaraan, lanjut Jajang, terutama kendaraan roda dua yang lebih rawan menjadi korban keberadaan lubang tersebut. Dia juga berharap, jalan tersebut segera diperbaiki karena dapat membahayakan pengendara yang melintas.
Terlebih, saat berkendara dikala hujan mengingat lubang bisa saja tertutup air sehingga tidak terdeteksi oleh pengendara.
“Sangat berbahaya, sudah banyak mobil yang terjebak masuk lubang lubang itu. Apa lagi malam hari, karena jalan ini akses utama menuju jalur Pantura,” pungkasnya.