POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK dinilai telah tepat dalam pengelolaan dana di bursa saham dengan melakukan proses investasi yang prudent dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat ini, BPJAMSOSTEK 98 persen posisi sahamnya ditempatkan di indeks LQ45.
“LQ45 adalah saham-saham yang merupakan konstituen atau anggota dari Indeks LQ45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),” ucap Analis dan Pengamat Pasar Modal, Reita Farianti dalam siaran resminya, Jumat (22/1).
Reita mengungkapkan, indeks LQ45 adalah acuan saham yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar, serta didukung fundamental perusahaan yang baik. Kata dia, dapat dikatakan Indeks LQ45 tergolong sangat baik karena memiliki konstituen saham-saham yang telah disaring berdasarkan kriteria likuiditas tinggi.
“Contoh dari konstituen indeks LQ45 yang merupakan perusahaan-perusahaan terbaik di Indonesia saat ini antara lain adalah BRI, BCA, Telkom, Mandiri, Astra Internasional, Bank BNI, Unilever dan lain sebagainya,” paparnya.
Reita menyebut, instansi pemerintah atau badan hukum publik yang memutuskan untuk menggunakan saham LQ45 dalam pengelolaan dana dinilai sangat tepat dan aman. Pasalnya perusahaan yang masuk pada indeks ini memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar dan fundamental perusahaan yang baik merupakan kriteria utama dalam investasi saham.
“Kalaupun terjadi unrealized loss, hal itu sangatlah wajar. Volatilitas dalam pasar saham adalah hal biasa. Apalagi pada saat terjadi pandemi Covid-19,” terangnya.
Oleh karena itu, sambung Reita, sangat penting untuk berinvestasi pada saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar dan fundamental perusahaan yang baik, sehingga saat pasar saham pulih atau kembali naik. Saham-saham dengan kriteria tersebut akan pulih pula seiring atau bahkan dapat lebih baik dari pulihnya pasar saham secara keseluruhan, dalam hal ini indeks IHSG.
Reita berujar, fenomena unrealized loss bukan berarti pasti merugi. Selama belum dilakukan penjualan pada saat rugi (cut loss), unrealized loss dapat pulih seiring pulihnya pasar saham secara umum dan bahkan menjadi gain atau untung.
“Terutama jika saham yang dimiliki suatu portfolio memiliki kriteria investasi likuiditas, kapitalisasi pasar dan fundamental yang semua baik,” imbuhnya.
Menanggapi soal BPJAMSOSTEK yang saat ini tengah dalam penyidikan oleh Kejagung RI karena terjadi unrealized loss pada 2020. Menurut Reita, unrealized loss ataupun unrealized gain merupakan hitungan yang fluktuatif bergantung kondisi pasar.
“Jika pasar saham membaik, maka floating loss dapat pulih atau bahkan menjadi floating gain, yang kemudian jika direalisasi akan menjadi realized gain atau keuntungan yang tercatat,” tuturnya.
Dalam kesempatan berbeda, Analis dan Pemerhati Pasar Modal, Toto Murdiono mengatakan, BPJAMSOSTEK sudah menerapkan prinsip kehati-hatian sebagai mitigasi risiko. Salah satunya dengan menempatkan saham di LQ45. Toto mengatakan, Indeks LQ45 merupakan indeks sekumpulan saham dari perusahaan yang terpilih berdasarkan kriteria tertentu.
“Jika melihat profil perusahaan yang masuk di LQ45, seharusnya dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut secara fundamental tergolong baik,” terangnya.
Meski demikian, saham-saham LQ45 juga akan mengalami stagnasi atau fluktuasi harga karena faktor fundamental, sentimen pasar serta makro ekonomi yang mempengaruhinya.