KTNA Kab. Bandung: Tanpa Peran Pemda, Petani Kedelai Malas Tanam
POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Pemerintah Daerah diharapkan bisa hadir untuk mengawal petani kedelai dari mulai pembibitan hingga panen. Hal tersebut agar petani di Kabupaten Bandung semakin masif.
Ketua Departemen Litbang Teknologi Pertanian KTNA Kabupaten Bandung, Andri Ramadani mengatakan bahwa di Kabupaten Bandung memang jarang ada petani Kedelai. Katanya, memang ada tapi kadang-kadang saja, contohnya di daerah Nagreg. Hal tersebut dikarenakan bisnis tanam kedelai kurang menguntungkan.
“Petani kedelai ini jumlahnya tidak semasif petani padi. Kadang-kadang aja, dia nyoba-nyoba, karena kedelai mah harus benar-benar diasuh, karena kedelai itu turun naik,” ujar Andri saat dihubungi via telepon, Senin (4/1).
Petani padi bisa panen dua hingga tiga kali dalam satu tahun, kemudian jagung memiliki pasar yang mudah. Sementara kedelai, kata Andri, kurang menguntungkan karena ada yang hasil tanamnya kurang bagus dan juga harga bagi petani kurang.
“Kebanyakan kan (kedelai) dari luar yang dipakai, untuk tempe,” sambungnya.
Andri berharap ada bantuan dari pemerintah seperti memberikan bimbingan dan edukasi terkait bibit yang bagus, serta ada jaminan harga. Jadi mulai dari bibitnya kemudian pendampingan sampai nanti pasca panennya, harus dikawal oleh pemerintah.
“Kedelai itu kan tidak identik dengan kita, kalau padi kan petani sudah biasa. Jadi di Indonesia itu, baru konsumsinya yang favorit misalnya untuk tempe dan tahu, kalau tanamnya masih belum favorit,” tutur Andri.
Jika pemerintah siap untuk mengawal proses produksi kedelai dari mulai pembibitan hingga pasca panen, maka petani juga siap untuk menanam.
“Petani itu, kalau menguntungkan maka siap dalam apapun itu, mau tanam kedelai, jagung, ubi, kalau itu lebih menguntungkan dari yang biasa ditanam, maka petani itu siap,” pungkas Andri.