POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari menargetkan tahun ini menghidupkan aktivitas Bandara Kertajati dengan bisnis kargo dan umroh. Hal ini bagian dari upaya menjaga kinerja bisnis sektor transportasi udara.
Potensi kargo yang tinggi dinilai bisa menghidupkan Bandara Kertajati, Majalengka sekaligus melepas ketergantungan dari masih belum normalnya penerbangan komersial.
“Sudah menjadi quick wins kami 2021, Kertajati jadi pusat logistik,” katanya di Bandung, Rabu (5/1/2021).
Menurutnya pogram ini menindaklanjuti perintah Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang sudah mencanangkan Kertajati sebagai pusat logistik nasional pada 2019 lalu, namun sempat terkendala dengan adanya pandemi Covid-19.
Dinas Perhubungan sendiri menurutnya sudah beberapa kali menggelar pertemuan dengan jajaran direksi PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BJIB) membahas peluang menggenjot kargo. “Di divisi pemulihan ekonomi daerah ini dibahas juga, kebetulan disitu stakeholder ada,” ujarnya.
Menurutnya jika tidak ada pandemi, Bandara Kertajati dipastikan bakal hidup baik dari sisi penerbangan komersial maupun kargo. Ketika kondisi masih normal, dua layanan dari Bandara Husein Sastranegara ini bahkan beralih ke sana.
Hery sendiri menilai penting Bandara Kertajati dihidupkan lewat aktifitas kargo juga umroh dan haji oleh Pemeritah Pusat. Menurutnya Jawa Barat dalam urusan Bandara Kertajati beberapa kali “dikecewakan” oleh kebijakan Pusat.
“Kita tidak masuk dalam 7 bandara internasional oleh Kemenhub, lalu soal tempat pemeriksaan keimigrasian oleh Kementerian Agama yang berdampak pada pemberangkatan umroh dan haji, kalau Kertajati jadi pusat kargo dan umroh, ini jadi semacam kompensasi “kekecewaan”,” tuturnya.
Karena itu pada 2021 ini, Hery memastikan Dishub maupun tim Pemulihan Ekonomi Daerah akan berupaya keras agar peluang tersebut terealisasi terutama lewat dukungan kebijakan pemerintah pusat. “Bentuknya kan bisa peraturan Menteri Perhubungan,” ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga akan menindaklanjuti ulang pembicaraan dengan sejumlah maskapai penerbangan terkait penerbangan logistik. Rencana maskapai melayani penerbangan komersial dan kargo di Kertajati menurutnya sempat menguat namun pandemi Covid-19 membuat pembicaraan terhenti.
“Pandemi membuat pembicaraan hold. Kita dikalahkan demand. Kita tidak bisa memaksakan maskapai yang sampai saat ini masih menggabungkan layanan kargo dan penerbangan komersial,” katanya.
Pengamat dan praktisi Bisnis Kargo Ferry Nursuardi menilai Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus segera mencari jalan keluar bagi keberlangsungan aktifitas Bandara Kertajati. “Peluang menghidupkannya ada di kargo dan umroh, sambil menunggu penerbangan komersial normal,” tuturnya.
Dia mengaku bersama para pelaku bisnis kargo sudah membicarakan kemungkinan untuk menggeser layanan kargo dari Bandara Husein Sastranegara dan sebagian Soekarno-Hatta ke Kertajati. “Rata-rata sepakat, kapasitas Bandara Kertajati sebagai Freigther Center Hub sangat mampu, ditambah ada cargo village, ini terbesar di Indonesia,” katanya.
Penetapan Bandara Kertajati sebagai pusat penerbangan logistik sendiri menurutnya memiliki sejumlah keuntungan. Pertama, mengurangi kepadatan lalu lintas ke Bandara Soekarno-Hatta, kedua Kertajati bisa menurunkan ongkos logistik. “Total cost di Kertajati itu lebih murah, ground handling murah, ongkos angkut kita bisa tekan lebih murah,” tegasnya.
Dia menghitung potensi kargo internasional yang bisa dilayani oleh Bandara Kertajati memungkinkan bandara ini bernapas panjang jika menggarap potensi kargo 550 ton per pekan atau 2200 ton kargo per jbulan. “Itu baru kargo yang masuk saja dari internasional,” katanya.