POJOKBANDUNG.com, RANCAEKEK – Pengamat Politik Nonoman Muda Jawa Barat, Asep B Kurnia (AA Maung) pernah menyikapi agar pemerintah menunda pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah di bulan Desember ini, dengan alasan sangat rawan terhadap penyebaran virus corona (Covid 19).
Apalagi Aa Maung mengemukakan, Kabupaten Bandung sudah ditetapkan sebagai zona merah. Jadi membutuhkan kewaspadaan yang lebih ketat dalam mengatur setiap kegiatan yang akan dilangsungkan. Termasuk Pilkada yang bisa menciptakan mobilisasi warga.
“Penundaan tersebut bisa dimanfaatkan Paslon untuk membantu warga terdampak covid melalui pemberian sembako,” katanya di Rancaekek, Kamis (3/12/2020).
Warga Kabupaten Bandung itu sudah dewasa dalam politik, lanjut dia, meskipun mereka menerima bantuan sembako dari semua Paslon, mereka masih bisa menetapkan siapa yang layak dan pantas untuk dipilih. Karena ini menyangkut masa depan daerahnya sendiri.
Aa Maung sendiri mengakui, meskipun KPU sudah mengimbau warga agar menghindari kerumunan dan menerapkan protokol kesehatan, tetap saja tidak akan mampu menghalangi atau meredam kedatangan warga lainnya yang ingin mengikuti prosesi pencoblosan suara di TPS.
Sementara tugas KPU dan Panwas, dinilainya, hanya terpaku pada permasalaham sekitaran pembagian sembako yang dianggapnya merupakan pelanggaran, pemakaian mobil dinas, keterlibatan ASN/PNS, yang menurutnya merupakan masalah klasik yang biasa terjadi. Sebab pada ahirnya aturan itu mentok dan tidak berlanjut sama sekali.
“Saya lihat masalah tersebut tidak lebih hanya ‘tambah teuing teu katingali gawe’ saja,” ujarnya.
Jadi mengenai pembagian sembako yang diusulkan dia, karena melihat kondisi sebagian masyarakat yang cukup memprihatinkan akibat terdampak pandemi. Apalagi banyak yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Dan penundaan Pilkada itu yang digamtikan dengan pembagian semako, merupakan sebuah solusi menuju sehat dan bisa menghindari terjadinya kerumunan massa,” pungkasnya.
(rls)