POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Dalam debat publik kedua, pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Bandung dinilai tidak siap dalam mengeluarkan solusi konkrit terkait permasalahan yang ada. Dan juga para Calon Wakil Bupati dinilai hanya sebagai “pelengkap penderita”.
Pengamat politik dari Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf mengatakan bahwa tema dari debat publik itu bagus. Yaitu tentang sinergi daerah dengan provinsi maupun pusat, yang kemudian di breakdown dalam berbagai macam isu, seperti tata ruang, banjir, Daerah Aliran Sungai (DAS), lingkungan, mobilitas masyarakat, hingga sampah. Namun sayangnya, para peserta debat kurang siap dengan solusi.
“Lagi-lagi jawabanya itu, perlu kerjasama, perlu partisipasi, perlu ada sinergi, itu adalah standar. Hemat saya, itu bukan solusi, jadi tidak ada solusi konkrit (yang muncul). Kesimpulannya, sangat disayangkan, kesiapan substansi tentang tema ini, belum disiapkan dengan baik, padahal itu bisa diantisipasi oleh tim sukses. Untuk substansi menguji kapasitas dan kompetensi, tidak tergali disitu (dalam debat),” ujar Asep saat dihubungi via telepon, Minggu (15/11).
Seharusnya, lanjut Asep, tim sukses dari masing-masing pasangan calon bisa menyiapkan substansi atau point-point strategis. Jadi tidak akan terkesan monoton. Kata Asep, dalam segmen tanya jawab, semua pasangan calon tidak bisa menampilkan solusi terobosan, solusi yang baru dan solusi yang bisa memberikan perhatian dan minat publik.
“Kalau hanya mengajak semua pihak untuk bekerjasama, untuk bersinergi, standar sekali jawaban mereka (para pasangan calon),” lanjut Asep.