POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Black campaign serang Tim Pemenangan Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Bandung, Kurnia Agustina-Usman Sayogi melalui pembagian sembako kepada warga namun dibantah. Justru tim Paslon nomor 1 menuding Paslon bertanda kutip yang melakukan “money politic” dengan dukungan Pemprov Jabar.
“Ada yang memberitakan mengenai pihak kami membagikan sembako dan lain sebagainya. Dan itu tidak benar. Konsep-konsep seperti itu tidak kami lakukan. Menyiapkan konsep bagi-bagi sembako saja kita tidak pernah terpikirkan. Ini sudah black campaign,” ujar Cecep Suhendar yang merupakan Tim Pemenangan Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Bandung nomor urut 1, Kurnia Agustina-Usman Sayogi, di Soreang, Rabu (4/11).
Cecep dan Tim Pemenangan akhirnya melakukan penulusuran. Fakta yang didapat di lapangan malah dirinya mendapat laporan dan bukti tertentu, dari paslon lain yang justru melakukan pelanggaran. Kata dia, salah satu paslon justru membagikan sembako dengan memanfaatkan fasilitas negara.
BACA JUGA: Timses Cabup Bandung bagi-bagi Sembako, Eh Katahuan Panwaslu!
Pihaknya juga menemukan adanya pembagian sembako atau makanan tambahan dari Kementerian Kesehatan, yang didalamnya ada sticker dan maskernya. Dan sudah dibagikan ke masyarakat. Pembagian sembako ini, kata Cecep, dilakukan sekitar dua hari lalu, di salah satu desa di Kecamatan Rancakekek.
“Kami juga mendapatkan bukti nyata adanya kegiatan internal salah satu partai yang mengundang masyarakat. Saat acara berakhir, masyarakat kemudian dibekali sembako yang didalamnya terdapat gambar salah satu paslon. Nanti bukti-bukti yang kami dapat, akan kami laporkan ke Bawaslu agar diproses. Karena sudah disalurkan ke masyarakat. Sehingga ini merupakan pelanggaran pidana di Pilbup Bandung,” tutur Cecep.
Menurut Cecep, dirinya dan tim kuasa hukum akan segera melaporkan temuan itu ke Bawaslu Provinsi Jawa Barat. Saat ini, Tim Pemenangan Paslon nomor urut 1 tengah menyiapkan bukti disertai data administrasi dan data faktual. Nantinya semua bukti akan diserahkan ke Bawaslu Provinsi Jawa Barat.
“Temuan-temuan pelanggaran ini sudah terbukti memenuhi syara, terstruktur, sistematif dan masif. Makanya harus segera ditindak lanjuti,” ucap dia.
Cecep Suhendar mengatakan seharusnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) seyogyanya bisa menjadi ajang pesta rakyat yang menyenangkan. Namun justru black campaign, fitnah, hingga pembusukan terhadap para kandidat Bupati dan Wakil Bupati Bandung, semakin masif. Kondisi tersebut, terjadi karena adanya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat maupun tim dari masing-masing kandidat, yang justru memperburuk pesta rakyat tersebut.
“Harusnya black campaign, fitnah atau pembusukan terhadap para kandidat tidak perlu terjadi. Maka tidak heran jika sekarang banyak pemberitaan di media yang pada kenyataannya itu tidak benar seperti yang diberitakan,” kata Cecep.
Ia mengambil contoh, baru-baru ini ia mendapat laporan jika ada pemberitaan yang cenderung memfitnah paslon nomor 1. Dalam pemberitaan, Kurnia Agustina berfoto bersama pimpinan dan sejumlah staf Dinas Sosial Kabupaten Bandung. Padahal pada kenyataannya, foto tersebut sebetulnya diambil pada Maret 2019, saat Kurnia Agustina menjabat sebagai Ketua TP PKK. Foto tersebut menjadi sorotan sejumlah masyaraka, karena seolah-olah foto tersebut baru saja diambil saat tahapan kampanye.
“Padahal itu foto saat Teh Nia (sapaan akrab Kurnia Agustina) bersama Dinsos melakukan kunjungan dan peninjauan warga terdampak bencana di Pangalengan. Adanya pemberitaan tersebut berdampak pada kemunculan opini dan persepsi publik, dimana terkesan ASN Pemkab Bandung melakukan kegiatan yang masif dan mendukung paslon nomor urut 1. Sehingga, tentu sangat merugikan paslon nomor urut 1,” papar Cecep.
Cecep pun menyinggung ketidaknetralan Pemprov Jabar dalam menyikapi Pilbup Bandung 2020. Ia memprotes langkah Pemprov Jabar yang membagikan bantuan sosial (bansos) yang dikemas dengan kemasan bergambar nomor tertentu. Numerik di dalam kemasan tersebut menjadi sensitif. Sebab, ujar dia, numerik tersebut sangat kental dengan salah satu paslon.
“Saya pikir bukan hanya di Kabupaten Bandung yang dirugikan. Tapi daerah lainnya juga pasti merasakan hal serupa. Apalagi di dalam bungkus tersebut ada label yang menempel dengan simbol bertanda kutip. Nah, tanda kutip ini identik dengan salah satu kandidat paslon di Pilbup Bandung,” pungkas Cecep.