100 Wisatawan Dilarang Bersenang-senang di Jabar, Hasil Rapid Test Reaktif dan Tunggu Hasil Swab

ANTRE : Sejumlah wisatawan luar Kabupaten Bandung tengah menunggu giliran untuk menjalani rapid tes di Gedong Budaya Sabilulungan, Rabu (28/10).

ANTRE : Sejumlah wisatawan luar Kabupaten Bandung tengah menunggu giliran untuk menjalani rapid tes di Gedong Budaya Sabilulungan, Rabu (28/10).

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pemprov Jabar melakukan pengetesan Covid-19 secara acak terhadap wisatawan pada sejumlah destinasi wisata dan pintu masuk Jabar.

Setidaknya, ada 54 titik pengetesan selama libur panjang pada pekan ini.

Hingga hari ini (30/10/2020), sebanyak 100 orang terdeteksi reaktif dalam pengetesan acak tersebut.

“Ada 100 orang reaktif, langsung swab tapi belum keluar hasilnya,” ungkap Gubernur Jabar, Ridwan Kamil kepada wartawan, Jumat (30/10).

Ridwan Kamil tak menjelaskan lebih detail terkait lokasi pengetesan yang menjaring 100 orang tersebut.

Ia hanya menegaskan, pengetesan bagian dari upaya meredam lonjakan kasus Covid-19 semasa libur panjang akhir Oktober ini.

“Pemeriksaan tes masif pun kami lakukan pada 54 titik. Pengetesan secara acak melalui metode rapid test. Apabila ada yang reaktif akan berlanjut dengan swab test,” jelasnya.

Ridwan Kamil, yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Jabar juga telah menggelar rapat koordinasi virtual bersama Menko Kemaritiman dan Investasi.

Rakor membahas antisipasi dampak libur panjang terhadap potensi kenaikan kasus Covid-19.

Ridwan Kamil menyebut, terdapat 14 kab/kota di Jabar yang kerap menjadi lokasi kunjungan wisatawan saat libur panjang.

Pengawasan penerapan protokol kesehatan dan pengetesan acak amat krusial untuk menekan potensi lonjakan kasus Covid-19.

Karenanya, ia meminta wisatawan dan pelaku perjalanan untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan).

“Kami melalui TNI dan Polri serta Satpol PP terus berjaga untuk memastikan masyarakat menerapkan protokol kesehatan 3M saat berlibur ke tempat wisata,” katanya.

Selain itu, petugas keamanan mesti memastikan pengelola destinasi wisata berkomitmen menjalankan protokol kesehatan, seperti membatasi jumlah pengunjung.

“Intinya, masyarakat boleh berwisata, asalkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan 3M tadi secara ketat dan disiplin,” ucap Ridwan Kamil.

“Pembatasan pada destinasi wisata terus kita lakukan, jangan paksa penuh 100 persen karena kalau ada kerumunan terlalu padat ada potensi bahaya (penyebaran Covid-19),” lanjutnya.

Sementara itu, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, meminta pemerintah provinsi intens mengampanyekan pentingnya protokol kesehatan 3M semasa pandemi Covid-19.

Khususnya pada tempat yang berpotensi menciptakan kerumunan.

Luhut menyatakan, penguatan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pusat isolasi perlu sebagai upaya antisipasi apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19.

“Kapasitas ICU dan ruangan isolasi harus berjalan baik, obat dan alat kesehatan harus sesuai tata laksana klinis pasien Covid-19 tersedia dengan cukup,” ungkapnya.

“Operasi penegakan protokol kesehatan 3M pun perlu tingkatkan, terutama tempat-tempat pusat keramaian,” imbuhnya.

(muh)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …