Cabup Lain Gandeng Artis, Golkar Bandung Pede dengan Istri Petahana

TERIMA : Calon Bupati Bandung dari Partai Golkar, Kurnia Agustina Naser saat menerima SK Rekomendasi dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

TERIMA : Calon Bupati Bandung dari Partai Golkar, Kurnia Agustina Naser saat menerima SK Rekomendasi dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Sejumlah partai mengusung seorang publik figur untuk bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bandung. Berbeda dengan yang lain, Partai Golkar justru mengusung istri petahana yaitu Kurnia Agustina Naser dan seorang birokrat yaitu Usman Sayogi. Meskipun LM harus melawan sejumlah publik figur yang memiliki modal elektabilitas yang cukup besar, Partai Golkar optimis Teh Nia-Usman Sayogi mampu memimpin baik dari segi elektabilitas, maupun segi pengetahuan tentang pemerintahan dan kebijakan.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Golkar Kabupaten Bandung, Dagus mengaku optimis mengusung Kurnia Agustina Naser atau yang akrab disapa Teh Nia bersama Usman Sayogi. Meskipun, partai lain lebih memilih memasangkan Calon Bupatinya dengan seorang publik figur. Misalnya, Dadang Supriatna dengan Sahrul Gunawan, Yena Iskandar Ma’soem dengan Atep Rizal dan terakhir Gun Gun Gunawan dengan Dina Lorenza. Menurut Dagus, Teh Nia dan Usman Sayogi sudah lebih dikenal oleh masyarakat Kabupaten Bandung, dibandingkan publik figur yang hanya dikenal oleh masyarakat melalui televisi.

“Masyarakat di Kabupaten Bandung tidak seperti masyarakat di kabupaten lain. Karena, masyarakatnya lebih mengerti dan memahami sosok pemimpin yang akan dipilih,” ujar Dagus saat dihubungi via telepon, Senin (17/8).

Dagus memastikan, pihaknya tidak merasa khawatir dengan sejumlah publik figur yang turut serta dalam Pilkada Kabupaten Bandung. Karena, calon Bupati Bandung yang diusung oleh Partai Golkar merupakan istri petahana. Sehingga, sering kali turut serta dalam kegiatan ke masyarakat, misalnya kegiatan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Oleh karena itu, masyarakat Kabupaten Bandung akan lebih mengenal Calon Bupati dari Partai Golkar ini. Menurut Dagus, Elektabilitas Teh Nia akan lebih tinggi dan tidak akan kalah elektabilitasnya dari para publik figur

“Kami optimis sekali bahwa calon yang kami usung akan lebih dikenal oleh masyarakat secara langsung. Dan juga jaringannya akan lebih luas,” tegas Dagus.

Yang saat ini pihaknya lakukan hanyalah menunggu keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung terkait pasangan yang resmi maju dalam Pilkada Kabupaten Bandung. Dari situ, pihaknya akan menentukan gerakan dan strategi yang akan ditempuh, agar lebih terkoneksi dengan masyarakat Kabupaten Bandung.

“Kelebihan lain dari Teh Nia adalah lebih mengetahui tentang ilmu pemerintahan dan kebijakan. Karena, Teh Nia memiliki pengalaman di pemerintahan selama sepuluh tahun bahkan lebih. Saya optimis sekali, Teh Nia dan Usman Sayogi adalah pasangan yang serasi untuk Kabupaten Bandung, apalagi masyarakat Kabupaten Bandung ingin lebih melanjutkan pembangunan Dadang M Naser,” papar Dagus.

Terakhir, Dagus mengungkapkan Usman Sayogi maju bertarung ke Pilkada Kabupaten Bandung melalui Partai Gerindra. Tetapi, sampai saat ini belum ada surat keputusannya. Meskipun, demikian pihaknya senantiasa menjalin silahturahmi dan komunikasi dengan Partai Gerinda.

“Makanya, kami belum memasang baliho pasangan Teh Nia-Usman Sayogi, karena memang belum ada Sknya,” pungkas Dagus.

Sementara itu, Pengamat Politik dan Pemerintahan dari Universitas Parahyangan, Prof Asep Warlan Yusuf mengatakan, calon petahana memiliki dua kekuatan. Pertama adalah kekuatan progam, artinya petahana sudah mengenal kekurangan dari periode dan sudah memegang betul kekuatan program tersebut. Meskipun, Gun Gun Gunawan juga mengetahui kekuatan program, tapi sehari-harinya masyarakat lebih lekat dengan kepala daerah.

“Menurut hemat saya, Dadang Naser pasti akan memberikan bahan kekuatan program tersebut. Jadi, petahana akan lebih unggul dari segi program daripada pasangan lainnya,” ujar Asep saat dihubungi via telepon, Minggu (16/8).

Kekuatan kedua yang dimiliki oleh petahana adalah suara yang diraih sebelumnya akan lebih solid dan tidak akan bergeser. Sehingga, suara-suara pemilih untuk Obar Sobarna dan Dadang M Naser harus terus dirawat dan dipelihara. Apalagi, Obar Sobarna dan Dadang M Naser sampai saat ini memiliki pengaruh terhadap para tokoh, ormas dan sebagainya.

“Jadi, petahana mengandalkan solidaritas suara untuk Pak Obar dan Pak DN. Sehingga, petahanan percaya diri tak mengusung publik figur. Tapi, kembali lagi ke pada masyarakat pemilih. Karena, Teh Nia juga memiliki satu kelemahan yaitu tentang isu politik dinasti, sehingga mempengaruhi pertimbangan pemilih. Oleh karena itu, petahana harus menjawab pertanyaan tentang isu politik dinasti yang dilontarkan pada saat di suatu forum,” pungkas Asep.

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …