POJOKBANDUNG.com, RUMAH Zakat menerjukan sejumlah relawan dalam tanggap darurat banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Kebutuhan logistik hingga masker didistribusikan langsung ke lokasi pengungsian.
Tim Rumah Zakat Action, lebih dulu melakukan assesmet hingga mendirikan posko untuk memudahkan koordinasi dalam pendistribusian bantuan ke warga terdampak.
“Kami menurunkan delapan relawan yang ditugaskan untuk siaga sekaligus mendata apa saja yang dibutuhkan warga terdampak. Mereka juga akan selalu koordinasi dengan tim lain yang ada di lokasi bencana,” kata Chief Program Officer Rumah Zakat Murni Alit Baginda, Jumat (17/7).
Di lokasi bencana, tim Rumah Zakat Action melakukan beberapa fase. Pertama tanggap darurat (membantu evakuasi), layanan kesehatan, dapur umum, sanitasi (wash), penyediaan logistik, hingga layanan psikososial.
Murni menyebutkan, kebutuhan mendesak warga terdampak yakni obat-obatan dan bahan pangan. Salah satu bahan pangan darurat yang dipersiapkan Rumah Zakat yaitu 1.000 paket Superqurban.
“Superqurban menjadi solusi pangan darurat untuk masyarakat terdampak bencana oleh karena itu kita siapakan seribu paket superqurban kornet dan rendang, untuk awalan kami baru kirimkan 400 paket yang nantinya bisa kemudian di manfaatkan di dapur umum dan di nikmati para pengungsi di Luwu Utara,” jelas dia.
Di samping pangan, Rumah Zakat juga memperhatikan kebutuhan masker bagi pengungsi di tengah pandemi. Diakuinya masker juga menjadi komponen penting di tengah wabah COVID-19.
“Penggunaan masker tetap menjadi prioritas, kebutuhan mendesak. Karena di tengah pandemi ini protokol kesehatan juga penting, khawatir menjadi klaster baru,” ungkap dia.
Berdasarkan laporan BNPB, 18 orang masih dalam pencarian, sedangkan korban meninggal berjumlah 32 orang. Selain itu sebanyak 3.627 KK atau 14.483 jiwa mengungsi di tiga kecamatan. Mereka tersebar di pengungsian di Kecamatan Sabbang, Baebunta dan Massamba.
“Informasi yang kami terima ada sekitar 6 kecamatan terdampak. Sejauh ini memang kita belum bisa menjangkau semua kawasan terdampak karena akses menuju lokasi dan jaringan komunikasi yang sulit,” ujarnya.