RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Kelesuan pariwisata akibat pandemi virus corona (covid-19) harus disikapi dengan langkah strategis dan konkret oleh pemerintah serta pelaku industri. Optimisme untuk menggairahkan perekonomian di sektor ini harus terus dijaga.
Hal ini mengemuka dalam Dialog Khusus Krisis Kepariwisataan (community need assesment) di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Kamis (12/3/2020). Acara yang digagas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar dihadiri perwakilan asosiasi hotel, tempat pariwisata, pelaku seni dan jasa transportasi.
Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Bahan Vaksin Corona Banyak Tersedia di Jabar
Dalam diskusi tersebut, para pengusaha mengatakan bahwa kinerja bisnis di bidang pariwisata menurun dan berdampak pada sektor usaha lain. Okupansi hotel yang turun sebesar 20 persen menjadi salah satu data indikator penurunan tersebut. Bahkan tren ini menyentuh pula untuk sektor informal.
Mereka pun mengeluhkan ketidaksesuaian kebijakan yang bertolak belakang. Pemerintah meminta untuk promosi, tapi di sisi lain membuat edaran agar menunda perjalanan atau berada di tempat keramaian. Alasannya memaksimalkan wisatawan domestik.
Sedangkan di negara lain, semacam Singapura sudah mulai melakukan promosi besar dengan narasi keamanan dari virus. Hal seperti ini perlu ditiru untuk memperbaiki industri pariwisata di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
Baca Juga: Corona Merebak, Festival Musik Metal Terbesar di Asia Tenggara Batal Digelar
Di sisi yang lain, mereka memahami hal ini harus tetap disikapi dengan optimistis dengan perbaikan sistem kebijakan. Selain itu, para pelaku di industri pariwisata harus kompak menggelar event atau promosi, tentunya diiringi dengan kewaspadaan dan sistem antisipasi penularan wabah corona.
“Kami semua memahami corona ini adalah masalah serius. Tapi, kita tidak bisa serta merta mengandalkan pemerintah saja. Mereka banyak urusan. Kita harus bikin acara promo yang skalanya kecil juga tidak apa-apa,” kata salah seorang pemilik tempat pariwisata, Perry Tristianto.
Yang penting menjaga gairah industri pariwisata. Ini bisa memancing masyarakat untuk berwisata sekaligus meningkatkan kepercayaan. Pemerintah bertugas mendorong saja,” ia melanjutkan.
Sementara itu, Kepala Disparbud Jawa Barat, Dedi Taufik mengatakan hasil diskusi ini membuahkan kesepakatan semua pelaku dan yang terlibat dalam industri pariwisata sepakat menjalin komitmen meningkatkan industri pariwisata.
Baca Juga: Viral, Petugas Medis Corona di Tasikmalaya Pakai Jas Hujan
“Kita akan mencoba beberapa kegiatan-kegiatan pemerintah ini agak dipercepat. Kemudian juga mereka sepakat untuk melakukan diskon, untuk di tempat wisata hotel dan sebagainya, termasuk promosi secara bersama-sama,” terang dia.
Ia sendiri akan mencoba mencoba mendorong kepada pemerintah pusat bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berkaitan dengan keinginan adanya kebijakan fiskal, khususnya keringanan pajak di masa-masa wabah corona. Itu termasuk pajak pembangunan yang masuk dalam kewenangan kabupaten kota.
“Tadi disepakati bahwa semua akan megadakan event atau atraksi. Ini saya pikir bagus,jadi untuk menjaga stabilitas di sektor wisata tadi. Kemudian hasil kesepakatan tadi yang mungkin kita tuangkan menjadi masukan, dan kemudian juga membuat surat ke pemerintah pusat terkait Jabar juga harus diperhatikan,” terang dia.
“Yang paling penting, selain tadi kita siap menerima wisatawan, perlu kehati-hatian dan kewaspadaan juga. Ini tidak akan luput dari perhatian,” pungkasnya.
(bie)