Menelisik Dibalik Bencana Ada Ujian dan Azab

Oleh : Siti Aisah, S.Pd

Pendidik Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif

Banjir, longsor dan jalan rusak adalah salah satu dampak dari tidak meresapnya air hujan ke dalam tanah. Dilansir oleh pojoksatu.id (21/02/2020), hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu (8/9/2019) dini hari, membuat sejumlah jalan dan pemukiman warga di wilayah Kabupaten Subang terendam banjir dan longsor.

Di dusun/desa Mulyasari, Kecamatan Pamanukan ratusan rumah warga terendam, dengan ketinggian air sekira 70 centimeter. Tak hanya itu, tercatat ada dua titik longsor di wilayah Subang Selatan, yakni di Kecamatan Sagalaherang dan Serangpanjang.

Kabid Kebencanaan BPBD Subang, Darmono, mengatakan, pihaknya telah mengerahkan tim khusus ke lokasi untuk membantu warga terdampak, sekaligus melakukan penyedotan air di lokasi banjir guna mengurangi volume air yang menggenangi jalan dan melakukan penanganan yang berkoordinasi dengan pihak terkait serta menyampaikan peringatan dini kepada masyarakat yang berada di bantaran sungai. Agar meminimalisir kemungkinan terjadi bencana.

Pada dasarnya, jika ditilik lebih dalam lagi, Islam menilai bahwasanya bencana alam yang terjadi saat ini bisa terkategori azab atau ujian. Maksudnya azab manakala musibah itu datang kepada orang yang selalu bermaksiat kepada Allah. Atau bisa juga itu termasuk ujian kepada orang-orang shalih, sehingga ia bisa naik derajat lebih tinggi.

Al-Qur’an mengisahkan beberapa peristiwa bencana yang ditimpakan kepada orang-orang yang ingkar kepada Allah Swt. Seperti yang ditimpakan oleh Allah kepada kaum Nabi Luth, kaum Sodom, yang menyukai sesama laki-laki. Hal ini disebabkan mereka dengan jelas tidak mau taat akan hukum Allah bahkan enggan menerapkannya. Maka atas hal ini Allah akan membuat perhitungan (hisab) atas kemaksiatan itu.

Salah satu kemaksiatan yang nyata itu adalah tidak menerapkan hukum Allah yaitu syariat Islam. Padahal, jika mengutip pendapat Imam Asy Suyuti, “Taqarrab yang paling afdal adalah dengan memperjuangkan tegaknya hukum Islam”. Jadi sangatlah wajar apabila mereka ditimpakan azab karena memang tidak mau bertaqarrab kepada Allah.

Namun, berbeda halnya dengan ujian, karena berkaitan dengan ini banyak contoh dari perjuangan Rasulullah dalam mendakwahkan Islam. Karena waktu itu Rasulullah sempat diboikot, banyak dari para sahabat yang rendah kedudukannya dihadapan kaum Quraisy akan ditindas dan disiksa. Berbagai celaan dan fitnahan tukang sihir ataupun orang gila disematkan kafir Quraisy saat itu kepada Rasulullah dan para sahabatnya. Mereka merasakan sulitnya menghadapi ujian ini. Namun dengan ketaatan kepada Allah dan kecintaan terhadap Rasullulah, segala ujian tersebut dihadapi dengan sabar. Sehingga saat Rasulullah hijrah, ujian ini berbuah manis di Madinah.

Dengan demikian, jikalau ingin naik derajat dan mampu melewati ujian ini, maka harus mencontoh Rasulullah dalam mendakwahkan Islam dan menerapkannya dalam institusi negara. Insyaallah dengan itu semua, umat Islam akan bangkit, terangkat kembali derajatnya dan kembali memimpin dunia.

Wallahu ‘alam bishshawab

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …