Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah akhir-akhir ini disebabkan penggundulan hutan, penyempitan dan pendangkalan sungai akibat pembangunan yang masif. Peristiwa ini harus disikapi dengan serius oleh semua pihak.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta elit politik maupun masyarakat saling menyalahkan. Pasalnya, banjir ini adalah masalah yang datang secara kolektif.
“Banjir juga disebabkan oleh pembangunan properti yang jor-joran, tanpa mengindahkan tanah rawa, sawah dan cekungan danau. Semuanya dibabat. Selokan kecil selalu menjadi korban tembok rumah baik berskala kecil maupun berskala besar,” ucap dia, Kamis (2/1/2020).
Ia berharap perhatian mengenai lingkungan tidak hanya terjadi saat banjir datang. Setelah banjir surut, semua pihak haru membenahi tata ruang. “ Jangan sampai setelah banjir, semua lupa. Ini harus menjadi pelajaran. Jangan sampai terulang,” kata dia.
Diketahui, banjir bandang menerjang sejumlah daerah di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (31/1/2019) hingga Rabu (1/1/2020). Sebanyak 150 rumah rusak.
Sebanyak 150 rumah di Perumahan Cimareme Indah, Blok D RT 04/03, Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), rusak diterjang banjir bandang.
Banjir juga terjadi sejumlah wilayah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sedikitnya ada 11 desa di enam kecamatan yang terendam banjir. Ketiggian air bervariasi antara 30 hingga 150 sentimeter. (cr1)