POJOKBANDUNG.com- KISAH siswi yang mengancam seorang Polwan turun pangkat karena dirinya mengaku sebagai anak seorang jenderal akhirnya berakhir tragis.
Betapa tidak, SES siswi kelas XII Jurusan IPS di Yayasan Methodist I Medan akhirnya menjadi korban bully di dunia mayadan pemberitaan di media massa. Semua menghujatnya, semua menghakiminya, hingga akhirnya SES mengalami depresi.
Tak sampai di situ, sehari pasca peristiwa yang melibatkan anaknya, sang ayah Makmur Depari sembiring (60) sontak sakit hingga akhirnya dilarikan ke RS Mirtra Sejati pada pukul 10.00 WIB.
Di rumah sakit, meski para medis telah berusaha maksimal, namun kiranya takdir berkata lain. Makmur Depari Sembiring akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
“Maaf pak, saya tidak bisa beri keterangan apapun terkait kondisi pasien yang meninggal. Itu masalah privacy. Sekali lagi, maaf ya pak,” bilang salah seorang perawat di RS Mitra Sejati.
Sebelumnya, kepala sekolah Methodist I di Jalan Hangtuah Medan Binsar Sitorus mengatakan bahwa dirinya telah dihubungi keluarga SES. Pada kesempatan itu keluarga SES mengatakan bahwa SES mengalami depresi dan ayahnya juga sakit.
“Semalam (Rabu, 7 April) saya ditelpon orang tuanya (SES) dan berkomunikasi. Orang tua mengatakan psikologi yang bersangkutan (SES) terganggu atas pemberitaan di Media elektronik dan media massa lainnya. Kemudian, orang tua prianya pun saat ini sedang sakit,” ungkap Binsar Sitorus, Kepala Sekolah SMA Methodist I di Jalan Hangtuah Medan.
Disisi lain, SES ternyata seorang model dari sebuah agency di Kota Medan, Sumatera Utara. “Beliau (SES) pelajar dengan aktivitas bias seperti pelajar umumnya. Kalau sore hari, dia mempunyai kegiatan modeling,” sebut Binsar.
Binsar mengungkapkan bahwa SES pernah menjuari kontes modeling antar pelajar se-Kota Medan, pada tahun 2015. “Dia anak yang berprestasi. Dia pernah menjadi juara modelling tahun 2015 yang digelar oleh sebuah produk bermotor roda dua,” tutur Binsar. (jpg/caf)