POJOKBANDUNG.com, BALEENDAH – Manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah menjangkau semua lapisan. Tak hanya masyarakat kalangan bawah saja yang menyukuri kehadiran program ini. Sebagai istri seorang Pegawai Negeri Sipil, Susi (42) tak asing lagi dengan urusan jaminan kesehatan karena dulu pernah menjadi peserta Askes. Dengan bertransformasinya PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan, ia mengaku bahwa kini semua orang bisa memperoleh kepastian penjaminan kesehatan.
“Kalau dulu setahu saya cuma PNS saja, tapi sekarang setiap orang bisa sama-sama dapat jaminan. Layanannya juga menurut saya meningkat, terutama sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan. Jadi lebih baik dan lebih tertata sekarang,” kata Susi saat ditemui usai mengikuti sosialisasi BPJS Kesehatan bersama Anggota Komisi IX DPR RI Baleendah Kabupaten Bandung, Senin (15/4).
Susi menuturkan, dirinya sempat beberapa kali memanfaatkan JKN-KIS untuk berobat. Menurutnya, baik pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat ia terdaftar maupun di rumah sakit, sama-sama bagus, cepat, dan nyaman.
“Alhamdulillah sampai saat ini, setiap berobat tidak pernah merasakan perbedaan pelayanan kesehatan. Semua dilayani dengan baik. Tapi memang ke depannya, karena pasti pesertanya makin banyak, sarana prasarana fasilitas kesehatan juga harus lebih ditingkatkan agar tidak terjadi antri yang panjang dan kamar penuh,” tambah Susi.
Ia juga mengatakan, dengan adanya sosialisasi Program JKN-KIS, pemahaman terkait gotong royong, prosedur, pelayanan kesehatan, iuran JKN-KIS yang harus dibayarkan bisa ditularkannya kepada kerabat maupun tetangga sekitar.
“BPJS Kesehatan itu hebat ya, bisa mengelola iuran dari ratusan juta penduduk Indonesia lalu disalurkan lagi buat biaya pengobatan penduduknya. Kita harus sadari bahwa kita telah menolong banyak sekali orang lewat iuran yang kita bayarkan setiap bulan. Ini informasi yang penting menurut saya, rasanya nggak sabar buat membaginya ke keluarga dan tetangga, biar sama-sama tahu kenapa harus bayar iuran tiap bulan,” ucap Susi antusias.
Lain halnya dengan Memey (40). Wanita yang datang bersama Susi tersebut mengaku belum mendaftar sebagai peserta JKN-KIS. Ia mengaku sempat merasa ragu karena pernah mendengar kabar miring tentang pelayanan di rumah sakit. Hal itu pun terpatahkan ketika ia mendengar sendiri pengalaman bagaimana Susi dilayani di rumah sakit.
“Sepertinya saya harus segera mendaftarkan diri dan keluarga menjadi peserta JKN-KIS. Selain karena memang merupakan kewajiban, suatu saat nanti bisa digunakan ketika sakit. Tapi mudah-mudahan saya dan keluarga tidak akan menggunakannya dan diberikan kesehatan. Biar nanti iuran saya dipakai buat mereka yang membutuhkan saja,” ucap Memey.