Transportasi Online Grab Kampanyekan #AntiNgaret

MENERANGKAN: Sosiolog, Bayu Yulianto menerangkan masalah kemacetan yang sering terjadi di kota-kota besar saat kampanye #AntiNgaret di Moxy Hotel, Kamis (18/8/2019).
(foto: FIDHIAH/ RADAR BANDUNG)

MENERANGKAN: Sosiolog, Bayu Yulianto menerangkan masalah kemacetan yang sering terjadi di kota-kota besar saat kampanye #AntiNgaret di Moxy Hotel, Kamis (18/8/2019). (foto: FIDHIAH/ RADAR BANDUNG)

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Provinsi Jawa Barat dengan populasi terbesar di Indonesia tentu memiliki mobilitas tinggi. Setengah dari jumlah penduduk Jabar berada di Kota Bandung yang sekarang kepadatannya hampir setara dengan Ibu Kota, Jakarta. Mobilitas tinggi dengan jumlah kendaraan yang terus meningkat menghambat produktivitas di kota-kota besar, bahkan Kota Bandung menduduki peringkat kedua dengan kota termacet di Indonesia.

Kehadiran transportasi online dianggap menjadi solusi bagi orang dengan mobilitas tinggi. Grab salah satu aplikasi transportasi online di Indonesia fokus dengan kampanye pengurangan kemacetan salah satunya #AntiNgaret. Dengan peringkat tersebut, maka program yang sudah diluncurkan di delapan kota Indonesia ini dianggap bisa menjadi solusinya.

Melalui kampanye ini mereka mengambil tema ‘Anti Ngaret’ yang disebutkan sosiolog, Bayu Yulianto sebagai fenomena di negara berkembang. Ngaret atau keterlambatan waktu memang sudah tidak asing lagi di Indonesia, fenomena ini disebutkan merujuk pada konotasi negatif.

“Ngaret telah menjadi kebiasaan orang Indonesia yang sudah menjadi tradisi di mana sulit untuk ditinggalkan. Asumsi bahwa orang Indonesia tak bisa lepas dari ngaret kini sudah jadi stereotipe karena sulit menjaga waktu,” katanya di Moxy Hotel, Kamis (18/8/2019).

Dia menyebutkan fenomena ngaret ini semakin diperparah dengan kemacetan yang kerap terjadi di kota-kota besar. Kota Bandung sebagai daerah termacet setelah Jakarta disebutkan dengan program ini maka masyarakat yang masih menggunakan kendaraan pribadi bisa beralih ke transportasi online. Katanya, warga Bandung menghabiskan 11,5 menit dalam menghadapi kemacetan di pusat kota.

“Transportasi berbasis aplikasi online memudahkan masyarakat yang punya mobilitas tinggi, termasuk parkir yang aman dan nyaman,” terangnya.

Melalui program ini diharapkan masyarakat menjadi lebih mudah dalam melakukan perjalanan sehari-hari. Selain itu dengan kontribusi mencapai Rp 48,9 triliun, jumlah armadanya setiap hari terus bertambah.

“Mitra bike kami ada pada persentase 113 persentase, sehingga tersebar di titik yang ada di Kota Bandung,” kata Vice Presiden Grab West Java, Yose Tireza.

Jumlah armada yang memadai serta informasi mengenai estimasi waktu kedatangan mitra pengemudi saat memesan, Yose menuturkan pengguna dapat tiba di tujuan dengan lebih cepat.

Hal ini sejalan ini dengan misi barunya dalam mendorong Indonesia maju dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan akses kepada layanan harian berkualitas tinggi.

(fid)

loading...

Feeds

Penggiat Event Curhat ke Kang Arfi

Penggiat Event Curhat ke Kang Arfi

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG- Konser band kawakan Sheila On 7 sempat direncanakan berlokasi di Kota Bandung pindah ke Kabupaten Bandung. Hal itu menjadi …