POJOKBANDUNG.com, NGAMPRAH – Sebagian peternak ayam pedaging di Kabupaten Bandung Barat memilih menghentikan produksi akibat anjloknya harga jual yang terjadi beberapa pekan lalu.
Dampaknya menimbulkan kelangkaan daging ayam di sejumlah pasar tradisional. Kelangkaan daging ayam terjadi di Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dipernakan) Kabupaten Bandung Barat Unang Husni Tamrin mengatakan, pasca Lebaran harga daging ayam anjlok hingga Rp 29.000-Rp 30.000 per kilogram, namun sekarang meroket dengan harga tertinggi Rp 43.000 per kilogram.
“Khusus di Bandung Barat, berdasarkan pemantauan yang dinas lakukan banyak peternak yang berhenti produksi. Selain karena faktor cuaca, juga dipengaruhi anjloknya harga ayam di tingkat peternak yang terjadi beberapa waktu lalu. Peternak merugi, karena harga jual ayam hidup jatuh sementara di pasaran masih tinggi. Daripada rugi, sebagian peternak memilih stop produksi,” ungkap Unang di Cisarua, Selasa (9/7/2019).
Husni menambahkan, berhentinya sebagian peternak secara otomastis mengurangi pasokan ayam pedaging ke pasar. Sehingga mendongkrak kembali harga daging ayam. “Hanya memang ketika sekarang harganya melambung tinggi, sebagian peternak di Bandung Barat tidak bisa menikmatinya,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, harga jual ayam hidup di tingkat peternak sempat di bawah Rp 10.000 per kilogram. Kondisi ini menyebabkan peternak mengalami kerugian cukup besar.
Sebelumnya harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi terdongkrak naik di kisaran Rp 38.000 sampai Rp 43.000 per kilogram.
Kelangkaan ayam pedaging mulai dirasakan pedagang sudah terjadi dua minggu terakhir. Bahkan, ada seorang pedagang yang mengaku tidak kebagian ayam ukuran sedang yang biasa dibeli oleh pedagang goreng ayam dan rumah makan.
“Sudah tiga hari terakhir saya kesulitan mendapatkan ayam ukuran sedang dan kecil. Kalau yang besar untuk konsumsi rumah tangga masih banyak,” kata Emih (48) pedagang daging ayam di Pasar Padalarang, belum lama ini.
Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab langkanya daging ayam ukuran sedang dan kecil. Menurut penuturan suaminya, di peternak sudah jarang ayam ukuran tersebut.
“Yang berbelanja ayam kan suami, biasanya ke daerah Pasirjambu, Ciwidey dan sekitarnya. Katanya, lagi kosong. Tadi banyak langganan (rumah makan) yang mau beli daging ayam ukuran sedang, terpaksa membeli daging ayam besar. Diakalinya, dipotong lebih kecil. Biasanya dipotong sembilan sekarang jadi 12,” tuturnya.
Salah seorang pemilik warung nasi, Yuliana (41) mengaku heran dengan tingginya fluktuasi harga daging ayam. Kondisi sekarang mirip dengan Ramadan lalu.
“Harganya sempat turun drastis, tapi sekarang naiknya tajam sekali. Sudah begitu, susah sekali mendapat daging ayam. Yang ada hanya ayam ukuran besar,” keluh Yuliana.