Bandung – Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto mendapat gelar doktor honoris causa dari Korea Development Institute (KDI), School of Public Policy and Management. Dalam pidatonya, ia membahas beragam hal, mulai dari Kebijakan industri hingga K-Pop yang menjadi perhatian dunia.
Menurutnya, pengembangan teknologi 4.0 di Indonesia dengan konsep Making Indonesia 4.0 pada April 2018 takkan terjadi jika tidak ada dukungan dari banyak pihak, terutama Presiden Joko Widodo
Lalu, ini ia meyakani kemajuan sebuah negara bisa dilakukan tanpa meninggalkan kebudayaan. Hal ini sudah terbukti dengan tren K-Pop yang menjadi perhatian dunia internasional. Musik yang disajikan tetap bisa diterima oleh penggemarnya meski liriknya berbahasa Korea.
Menurut pria yang juga menjabat Ketua Umum Partai Golkar, K-Pop bukan sebatas tren musik, namun semakin meluas jadi segala hal, hingga pengenalan budaya ke kancah dunia internasional.
Ia pun berkeyakinan, Indonesia punya modal budaya dan kearifan lokal untuk membuat kemajuan peradaban bangsa kami.
“Dari mulai fashion, kosmetik, film drama, artis Korea Selatan dan segala hal terkait budaya Korea Selatan,” katanya mengutip dari Ketua Golkar Jabar, Dedi Mulyadi yang ikut mendampingi Pemberian gelar doktor honoris causa diberikan pada Rabu (26/6) di Lincoln Hall, KDI School.
“Pak Airlangga menyinggung K-Pop, sebuah tren baru dalam hiburan, musik yang digandrungi banyak orang di Indonesia. Bahkan Pak Airlangga menyampaikan bahwa boy band K-Pop asal Korea Selatan tampil dalam pembukaan Asian Games. Kami sama – sama meyakini, Korea Selatan mampu membangun kemajuan peradabannya lewat budaya, terbukti dalam tren K-Pop tersebut,” ujarnya.
Pada bahasan lain, Airlangga juga menyampaikan soal kerjasama antar pemerintah yang sudah menjalin kerjasama industri antara Kementerian Perindustrian RI dan Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korea.
“Di hadapan para tamu, Pak Airlangga menyebut empat dari tujuh unicorn di Asia Tenggara berasal dari Indonesia. Dua diantaranya Gojek dan Tokopedia akan menjadi decacorn. Mereka berkontribusi hingga USD 10 miliar dan akan meningkat pada 2025 hingga USD 150 miliar,” ujar Dedi. (azs)