Pendangkalan Penyebab Tersendatnya Air ke Hilir

PENDANGKALAN: Pendangkalan yang terjadi di Sungai Citarum mengakibatkan air dari Waduk Jatiluhur tidak bisa mengalir secara maksimal ke wilayah hilir.
( IST )

PENDANGKALAN: Pendangkalan yang terjadi di Sungai Citarum mengakibatkan air dari Waduk Jatiluhur tidak bisa mengalir secara maksimal ke wilayah hilir. ( IST )

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Pendangkalan yang terjadi di Sungai Citarum, menjadi perhatian serius jajaran Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur. Pasalnya, jika kondisi itu terus dibiarkan dipastikan akan banyak dampak buruk yang akan terjadi.

Salah satu imbasnya, air yang digelontorkan dari Waduk Jatiluhur tidak bisa mengalir secara maksimal ke wilayah hilir. Sehingga, air untuk keperluan irigasi (persawahan), air baku PDAM serta keperluan industri tersebut, kapasitasnya bakal berkurang dari yang telah ditentukan.

Direktur Operasional dan Pengembangan PJT II Jatiluhur Antonius Aris Sudjatmiko mengakui jika air yang digelontorkan ke wilayah hilir kurang maksimal. Hal itu, akibat dari adanya pendangkalan Sungai Citarum dan anaknya.

“Pendangkalan ini salah satunya, akibat adanya tumpukan sampah di saluran air,” ujar Aris, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, dari catatan sedimentasi pada sungai ini telah menutupi dua per tiga dari kapasitas saluran tersebut. Sehingga wajar saja, air yang disalurkan selama ini kurang dari ketentuan.

Aris mengaku, sebenarnya perusahaannya bukan tak ingin memaksimalkan volume air yang digelotorkan untuk wilayah hilir ini. Sebab, lanjut Aris, jika dipaksakan air yang digelentorkan sesuai dengan seharusnya, maka air tersebut akan habis ditengah jalan.

“Air yang mengalir itu tidak akan sampai ke tujuan. Karena, tumpah di wilayah yang terjadi sedimentasi dan tumpukan sampah,” jelasnya.

Karena itu, pihaknya mengurangi air yang digelontorkan ke hilir. Salah satunya, yang terjadi di saluran Tarum Barat (TB). Saluran TB ini, membawa air dari Waduk Jatiluhur ke Jakarta. Kapasitas saluran ini, mencapai 87 meter kubik per detik.

Akan tetapi, untuk meminimalisasi kebocoran atau rembesan air, maka yang digelontorkan ke wilayah Jakarta itu hanya 55 meter kubik per detik. Dengan begitu, ada 32 meter kubik yang tidak digelontorkan ke hilir.

“Imbasnya ya itu tadi. Suplai air untuk irigasi maupun bahan baku PDAM jadi berkurang. Tetapi, mau bagaimana lagi. Kalau kita paksakan digelontorkan semua, air yang ke hilir tetap tidak akan sampai sesuai yang disalurkan,” ujar dia.

Atas kondisi tersebut, pihaknya mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menangani masalah ini. Terutama, pihak yang sering membuang sampah ke sungai. Sebab, sampah yang dibuang ini berpotensi menyebabkan sedimentasi.(arh/net)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …