POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) tolak kebijakan Pemkot Bandung terkait relokasi. Penolakan dilakukan lantaran PKL merasa tidak menggangu arus lalu-lintas.
Ketua Umum Koperasi Konsumen Sunday Market (KKSM), Monpera, Jujun Junaedi menuturkan, ia bersama sejumlah pedagang lain menolak relokasi. Pasalnya, saat penataan beberapa tahun lalu dimana ada proses pengundian, PKL berjuang habis-habisan untuk mendapatkan jatah lapak.
“Saat itu kami berjuang demi nomor lapak. Jika sekarang ada relokasi ulang, jelas kami keberatan dan menolak,” ucap Jujun kepada wartawan, Senin (18/3/2019).
Keberatan relokasi itu akhirnya diapresiasi Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana saat melakukan pertemuan. Kata Jujun, saat ini sudah menemukan kata sepakat, bahwa penataan yang akan dilakukan terkait kelancaran lalulintas.
“Jadi yang akan ditata adalah mereka yang berada di pinggir jalan untuk memberi akses jalan jika terjadi bencana, terutama di sekitaran kantor Telkom dan Pertamina,” papar Jujun.
Jujun menjelaskan, banyak pihak menjadikan PKL sebagai kambing hitam, jika terjadi kemacetan atau jika ada sampah menumpuk.
“Sebetulnya area Gasibu itu kalaupun bukan hari Minggu memang sudah macet. Jadi jangan salahkan kami jika hari Minggu di sana macet,” katanya.
Menurut Jujun, jumlah PKL yang akan ditata sekitar 1.000 pedagang. Mereka adalah PKL yang berjualan di pinggir jalan dan sekitaran akses jalan menuju Kantor Telkom dan Pertamina.
“Kami siap menyediakan jalan,” tambahnya.
Jujun menyebut, jumlah PKL yang berjualan di Monpera berdasarkan data 2014 sebanyak 2.500 pedagang. Jika sekarang berhembus kabar jumlah itu membengkak sampai menyentuh angka 6.000 pedagang lanataran ada pengundian lapak dari Pemkot Bandung.
“Bisa saja satu orang pedagang membawa satu temanan atau saudaranya untuk berjualan di sana, jadi PKL tambah banyak,” imbuh Jujun.
Jujun berharap, Pemkot Bandung memberi keadilan kepada PKL. Bahkan, Jujun meminta Pemkot Bandung Agar keberadaan mereka (PKL) saat berjualan di Monpera tidak diganggu.
“Kami hanya mencari makan. Berjualan satu pekan sekali. Penghasilan kami satu hari berjualan di Monpera lebih besar jika dibandingkan berjualan enam hari di Pasar Kosambi,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Bandung Yana Mulyana mengatakan, penataan yang akan dilakukan oleh Pemkot Bandung bukan relokasi, tapi benar-benar menata PKL Monpera yang berjualan dan menghalangi jalan.
“Jadi kita akan buka akses jalan, sehingga jika terjadi bencana, tidak kesulitan mencapai titik bencana,” kata Yana.
Selain itu, sambung Yana, penataan juga dilakukan lantaran tenda yang diberikan 2014 lalu sudah rusak. Karenanya Yana menyarankan menggantinya dengan tenda komunal sehingga lebih tahan lama.
“Kalau sekarang tendanya pakai knock down, jadi cepat rusak. Kalau pakai komunal lebih tahan lama dan lebih rapat,” tuturnya.
Selain itu, kata Yana, pihaknya akan tata agar PKL kuliner dipindah ke arah yang lebih dekat dengan Monpera. Jadi pengunjung yang datang ke monumen bisa mendapatkan makanan.
“Sama seperti di Borobudur, jadi begitu pengunjung keluar dari candi di dihidangkan penjual makanan, per 100 pedagang diberi akses jalan. Sehingga pedagang tidak panjang menular dan menghalangi jalan,” paparnya.
“Yang jelas, semangat Pemkot Bandung adalah menata kawasan PKL Monpera, termasuk juga keberadaan tempat parkirnya.