POJOKBANDUNG.com – Aksi penembakan menggemparkan penduduk Kota Sebring di Negara Bagian Florida, Amerika Serikat (AS), Rabu (23/1). Zephen Xaver, pelaku penembakan, meneror staf dan nasabah SunTrust Bank dengan senjatanya. Pemuda 21 tahun itu merenggut lima nyawa. Setelah insiden tersebut, dia lantas menelepon saluran darurat 911 dan melaporkan kejahatannya.
”Saya sudah menembak lima orang,” ujar Xaver sebagaimana dilansir New York Times. Kalimat itu membuat penerima telepon terkejut. Saat itu, jam masih menunjukkan pukul 12.37 waktu setempat. Operator pun langsung meneruskan laporan tersebut ke polisi. Dalam hitungan menit, aparat meluncur ke lokasi kejadian.
Rabu siang itu, kantor cabang SunTrust Bank di kota tersebut memang sepi. Hanya ada lima orang di sana. Semuanya meninggal di tangan Xaver. Setelah melancarkan aksinya, Xaver lantas bersembunyi. Dia mengunci diri di dalam bank. Upaya polisi untuk membujuknya menyerahkan diri tidak berhasil. Aparat pun lantas memanggil tim SWAT.
Zephen Xaver, pelaku penembakan, meneror staf dan nasabah SunTrust Bank dengan senjatanya. Pemuda 21 tahun itu merenggut lima nyawa (Pixabay)
Tim SWAT lantas bernegosiasi dengan Xaver. Berhasil. Polisi membawa pelaku ke kantor polisi. Kini dia mendekam di tahanan sambil menjalani interogasi. Hingga kemarin (24/1) polisi belum berhasil mengungkap motif kejahatan tersebut.
”Saat ini, ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban di kepala kami,” ujar Don Elwell, anggota dewan Highlands County.
Di mata para tetangga, Xaver adalah sosok pemuda yang baik. Bahkan, cenderung kalem. Sampai dua pekan sebelum kejadian, dia masih tercatat sebagai sipir magang di Avon Park Correctional Institution. Dia bekerja selama dua bulan sebelum mengundurkan diri pada 9 Januari.
”Saya tidak mengerti apa yang terjadi. Saya hanya merasa keluarga mereka pendiam,” ujar Sharon Spillane, tetangga Xaver, kepada CNN.
Namun, pendapat berbeda datang dari mantan pacar Xaver, Alex Gerlach. Menurut dia, Xaver memberikan sinyal berbahaya sejak lama. Dia juga sudah berupaya memperingatkan semua orang tentang bahaya mantan kekasihnya.
”Dia selalu membenci orang dan ingin membunuh semuanya. Dia bahkan pernah dikeluarkan dari sekolah karena berkata punya mimpi membunuh teman sekelasnya,” ungkap Gerlach seperti dikutip Associated Press.
Sang ayah, Josh, meminta maaf kepada keluarga korban. Dia mengatakan, putranya baru saja pindah ke Florida setahun lalu. Karena itu, dia tak tahu persis masalah anaknya. ”Dia adalah anak yang baik. Memang dia punya masalah tersendiri,” jelasnya.
Aksi penembakan masal menjadi penyakit sosial di AS. Menurut Florida Today, sudah ada tujuh kasus penembakan fatal yang terjadi di negara bagian tersebut dalam tiga tahun terakhir.