POJOKBANDUNG.com, BANDUNG- Kota Bandung belum terbebas dari ancaman banjir, sebab itu, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung akan menambah kolam retensi tahun depan.
“Ya memang masih ada banjir di beberapa titik, tapi tidak lama, 30 menit sudah surut,” ujar Kepala DPU Kota Bandung Arief Prasetya, kepada wartawan Selasa (13/11).
Arief mengatakan, genangan masih nampak di Kopo Caringin, Kacapiring dan Mohc. Toha, dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter.
Untuk itu, DPU Kota Bandung masih akan menambah jumlah kolam retensi di tahun depan. Hal ini karena kolam retensi yang sudah sekarang belum bisa menampung aliran air dengan maskimal.
“Setelah dibangunnya kolam retensi, ternyata di kawasan Pagarsih masih terjadi banjir. Sehingga tahun depan harus di tambah lagi,”papar Arief.
Menurut Arief, kolam retensi yang sudah digunakan sekarang adalah kolam retensi Sirnaraga seluas 1.900 meter persegi, dengan kapasitas 3 ribu meter kubik.
“Pembangunannya sudah 80 persen, mudah-mudahan pada akhir November sudah bisa digunakan dengan maksimal,” terang Arief.
Selama hujan kemarin, lanjut Arief, pihaknya sudah melakukan ujicoba dan mengevaluasi untuk mengetahui mana saja yang harus diperbaiki.
Ke depan, untuk mengurangi banjir lebih maksimal, lanjut Arief, pihaknya akan membuat kolam retensi lagi di Sirnaraga.
“Kami menyebutkan kolam retensi Sirnaraga dua,” katanya.
Luasnya lebih kecil, dengan kapasitas juga lebih kecil. Namun diharapkan bisa menunjang kinerja kolam retensi sebelumnya.
Untuk lokasi, Arief mengatakan, dibangun tidak jauh dari kolam retensi yang sekarang.
Selain itu, Kolam retensi juga akan dibangun di Gedebage dekat dengan Pasar Gedebage.
“Jadi selain yang dibangun provinsi seluas 17 hektare, kita juga akan membuat kolam retensi dengan kapasitas sekitar 8 ribu meter kubik,” terangnya.
Konsentrasi anggaran DPU tahun depan, diakui Arief memang akan dititikberatkan di penanggulangan banjir. Karena pembangunan jalan sudah 80 persen baik.
Disinggung mengenai pagu anggaran di 2019, menurut Arief sekitar Rp386 milyar untuk penanggulangan pemeliharaan termasuk penanggulangan banjir.
“Penanggulangan banjir yang masuk ke dalam pemeliharaan di sini adalah penambahan besar drainase, yang sekarang mencapai 120X80 meter,” terang Arief.
Sekarang tambah Arief, jika saluran mampet maka memungkinkan untuk dimasuki manusia untuk dibersihkan.
“Kalau dulu kan drainase kecil, sekarang lebih besar,” jelasnya.
Selain itu, Arief juga rutin melakukan pengerukan sedimentasi. Karena selalu ada sampah yang dibuang ke sungai, terutama sampah pelastik dan sampah rumah tangga.
“Alhamdulillah, sekarang kita tidak pernah melihat ada sampah besar seperti sofa dan kasur,” pungkasnya. (mur)