POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Mengingat Kota Bandung merupakan salah satu kota yang rawan bencana, Badan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bandung sedang mengembangkan aplikasi Sitaruna Bandung atau Sistem Informasi Tata Ruang Berbasis Mitigasi Bencana di Kota Bandung.
“Aplikasi untuk pemetaan wilayah Kota Bandung mana yang rawan bencana, sehingga bisa diinformasikan kepada masyarakat,” ujar Kasubid Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bapelitbang Kota Bandung, Andry Heru Santoso, Kamis (11/10).
Andry mengatakan, dengan aplikasi ini, masyarakat yang ingin membangun atau memperpanjang izin bangunan, bisa diinformasikan bencana apa yang mengintai kawasan tersebut.
Sehingga, bisa diketahui, apa yang harus disiapkan, apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana di kawasan terebut. “Aplikasi ini juga merupakan embrio, agar ke depan bisa memperketat perizinan di Kota Bandung,” tegasnya.
Andry mengatakan, seluruh kawasan di Kota Bandung merupakan kawasan yang rawan bencana. Namun, tingkat kerawanan dan kerusakan sangat bergantung wilayah. “Untuk masyarakat yang ingin mengakses website ini, bisa membuka Sitaruna.cityplan.id,” terangnya.
Berdasarkan data dari pusat mitigasi bencana ITB, di Kota Bandung ada sepuluh Kecamatan yang berpotensi terkena gempa likuivasi. “Bencana ini adalah, amblasnya bangunan yang berdiri di atas tanah berkontur pasir dan rawa. Sehingga, ketika terjadi gempa, bangunan akan amblas ke bawah,” paparnya.
Diinformasikannya kesepuluh kecamatan ini, bukan untuk menakut-nakuti warga, tapi ingin membuat warga waspada terhadap bencana. “Karena bencana tidak mungkin dihindari, hanya mungkin diminimalisir resiko,” pungkasnya.
(mur)