POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Dunia jurnalistik saat ini menghadapi tantang besar. Hal ini ditandai terkait kebebasan pers dimana bermunculan berita yang diproduksi sendiri melalui media sosial (medsos). Imbasnya informasi dengan cepat bisa tersebar dan bisa berdampak negatif seperti produksi berita hoax.
Melihat perkembangan media yang begitu luas, Dewan Pers menyayangkan hal tersebut. Sebab, apabila suatu media memang ingin membuat pemberitaan yang resmi bisa didaftarkan untuk di verifikasi, karena jika tidak dari sanalah asal mula berita hoax diproduksi.
“Silahkan mendaftar ke dewan pers, lengkapi administrasi dan persyaratan lainnya untuk kemudian kami verifikasi,” ujar Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Perusahaan Pers Dewan Pers, Ratna Komal di Kota Bandung, Senin (20/8/2018).
Verifikasi dan sertifikasi bagi wartawan dipandang perlu karena itu yang menjadi data administratif profesi wartawan. Ratna juga menegaskan, pemberitaan yang dimuat di medsos bukanlah produk jurnalistik, melainkan sebatas informasi yang harus dicari kembali kebenanranya sebagai pembanding.
“Berita yang ada di sosial media seperti instagram itu bukan produk pers karena itu tidak memenuhi kaidah jurnalistik. Yang di sosmed itu informasi bukan berita, kalau perusahaan pers produknya berita,” sambung Ratna.
Ratna menyebut, tidak adanya susunan redaksi yang bertanggung jawab atas pemberitaan yang dimuat di medsos menjadi alasan kuat mengapa Dewan Pers menyatakan segala informasi yang dimuat bukan produk jurnalistik.
“Kalau tidak ada redaksi yang bertanggung jawab berarti tidak ada proses editing yang berjenjang, suatu hal yang diharuskan dalam sebuah media pers,” katanya.
Ratna menghimbau, kepada masyarakat agar memilah-milah dalam membaca suatu berita di medsos. Sebab, jika langsung mengkonsumsi berita tanpa mencari klarifikasinya (cek and ricek berita) dikhawatirkan bisa menyesatkan pembaca.
“Pilihlah berita yang berasal dari media mainstream dan terpercaya. Lihat sumber beritanya dan pastinya memiliki susunan redaksi yang jelas,” pungkasnya.