Balai Besar Keramik Berbagi Ilmu ke Mancanegara

Para peserta Program kerjasama dari berbagai negara berfoto bersama PLT Balai Besar Keramik Teddy C Sianturi di Balai Besar Keramik jln Ahmad Yani Bandung, Jumat (27/7/2018). Foto:solihin samad/pojokbandung

Para peserta Program kerjasama dari berbagai negara berfoto bersama PLT Balai Besar Keramik Teddy C Sianturi di Balai Besar Keramik jln Ahmad Yani Bandung, Jumat (27/7/2018). Foto:solihin samad/pojokbandung

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Kementerian Perindustrian bersama dengan Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Colombo Plan kembali menyelenggarakan program Kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) dalam upaya pengembangan industri kecil dan menengah (IKM). Tahun ini, kegiatan diikuti sebanyak 20 peserta dari negara-negara anggota Colombo Plan, antara lain Indonesia, Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Laos, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka.

Pada kunjungan ke Balai Besar Keramik (BBK) para peserta dipandu langsung Pelaksana Tugas Teddy C Sianturi dan pelaksanaa harian BBK Tri Yusmani dan pejabat lainnya.

Pelaksana Tugas Balai Besar Keramik Teddy C Sianturi bersama pimpinan kontingen dari pemerintah Banglades MR.MD Oliullah, Jumat (27/7/2018). Foto:solihin samad/pojokbandung

Pelaksana Tugas BBK Teddy C Sianturi mengatakan kehadiran para peserta dari berbagai manca negara ke Balai Besar Keramik merupakan suatu kebanggaan. Pasalnya mereka akan dapat lebih mengenal kualitas produksi Indonesia sekaligus mengetahui pengelolaan manajemen Industri Kecil dan Menengah.

“Diharapkan kedepannya akan terjalin kerjasama yang lebih menguntungkan ,baik bagi negara peserta acara ini, maupun untuk Indonesia hususnya Balai Besar keramik,” tuturnya.

Ditempat yang sama, Pelaksana Harian BBK, Tri Yusmani mengatakan bahwa Keberadaan Balai Besar Keramik  yang merupakan satu satunya di Indonesia merupakan lembaga yang  yang strategis  dalam  pengembangan Industri Keramik.  “Kita punya  jasa layanan untuk sertifikasi industri yang sesuai dengan standar Nasional Indonesia, rekayasa rancang bangun maka disinilah tempatnya,” ungkapnya.

Lebih jauh Yus memaparkan, kehadiran BBK memang memiliki sejarah yang panjang yakni sejak tahun 1922. Terkait daya saing ubin Keramik Indonesia menurut Yus patut dibanggakan karena sebenarnya pernah berada d urutan ke tiga dunia namun sekarang turun di peringkat enam.

“Hal ini dikarenakan tingginya  bahan baku keramik seperti untuk pewarnaan yang masih impor,selain itu harga gas untuk proses pembakaran keramik masih sangat tinggi,” tuturnya.

Sementara itu, pimpinan kontingen dari berbagai negara MD Oliullah dari Banglades mengatakan program kerjasama sama ini sangat penting karena para peserta dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam industri keramik.

(sol/pojokbandung)

loading...

Feeds

BPJAMSOSTEK Tasikmalaya Gelar Employee Volunteering

POJOKBANDUNG.com, TASIKMALAYA – BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tasikmalaya melaksanakan kegiatan Employee Volunteering bersih-bersih sampah Bersama Bank Sampah Belebet dalam rangka World …