POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Kota Bandung mengukuhkan diri sebagai juara umum Pekan Paralympic Pelajar Daerah (PEPARPEDA) tingkat Jabar. Kota Bandung menjadi juara umum setelah berhasil meraih 33 medali emas, 11 medali perak dan 5 medali perunggu.
Sementara untuk posisi kedua diraih oleh Kota Cimahi dengan raihan 14 medali emas, 4 perak dan 7 perunggu. Dan poisis ketiga diraih oleh Garut dengan raihan 7 emas, 7 perak dan 5 perunggu. (lihat daftar perolehan akhir medali)
Sebelumnya, Pekan Paralympic Pelajar Daerah (PEPARPEDA) ke dua kembali di gelar. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat selaku penyelenggara mempersiapkan kegiatan ini juga untuk Pekan Paralympic Pelajar Nasional (PEPAPERNAS) 2019 yang berlangsung di Papua.
Sebanyak 248 atlet dari 25 kota/kabupaten di Jawa Barat siap menyemarakkan kegiatan yang digelar mulai dari 23-26 Juli tersebut. Para peserta penyandang disabilitas terlihat semangat mengikuti lima cabang olahraga yang dipertandingkan, yaitu atletik, renang, bulu tangkis, tenis meja, dan catur.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat, Yudha M Saputra, mengatakan penyandang disabilitas perlu di dukung dari segi apapun, baik olahraga atau pun seni. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah provinsi atas prestasi yang kerap di tonjolkan oleh peserta.
“Memberikan ruang kompetitif olahraga bagi pelajar disabilitas dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan kemandirian para peserta,” ujarnya, bertempat di PSBN Wyataguna, Jalan Pajajaran, Selasa (24/7/2018).
Pada kesempatan itu juga, Yudha menyinggung mengenai dukungan pemerintah kota atas prestasi olahragawan disabilitas. Ia berharap kedepannya, ada dukungan bukan saja dari provinsi tapi juga tingkat kabupaten/kota.
“Tahun depan saya berharap bupati walikota juga turut andil dalam kegiatan seperti ini, bukan hanya bergantung,” jelasnya.
PEPARPEDA II tahun 2018 diharapkan Yudha bisa mengangkat citra diri dan kemampuan para peserta. Karena bagaimanapun, katanya, penyandang disabilitas harus di perhatikan oleh pemerintah, sebab sudah di atur oleh undang-undang.
Para peserta yang menjadi pemenang disetiap cabor berkesempatan untuk mengikuti kegiatan serupa di tingkat nasional. Kontingen Jawa Barat dalam gelaran PEPAPERNAS menorehkan prestasi yang membanggakan. Tahun 2013, Jawa Barat meraih juara umum, 2015 dan 2017 meraih posisi ke-2. “Itu prestasi yang cukup membanggakan. Semoga tahun depan dari Jawa Barat bisa kembali meraih juara umum,” ucapnya yang di aminkan seluruh peserta.
Senada dengan Kadispora, Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Jabar, Dadang Ronda, menyebut kegiatan ini merupakan ajang seleksi untuk tingkat Nasional. Sekaligus sebagai ajang pembinaan bagi para pelajar disabilitas di Jawa Barat yang memiliki prestasi di bidang olahraga.
Selain itu, perhatian pemerintah pun harus terus ditingkatkan sebab para peserta olahraga disabilitas kerap menorehkan prestasi yang membanggakan Indonesia. “Paralympic pelajar ini juga harus mendapatkan perhatian yang sama dengan olahragawan pada umumnya, karena di multievent olahraga internasional, seringkali mereka (olahragawan disabilitas) ini yang mengharumkan nama bangsa, seperti contoh pada ASEAN Paragames 2015 di Singapura dan 2017 di Malaysia kontingen Indonesia berhasil menjadi juara umum,” pungkasnya.