POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Gedung Sate kini tidak hanya dapat dinikmati dari luar, namun di dalamnya terdapat museum yang mengemas sejarah dengan inovatif. Seperti apa?
Pada saat berkunjung ke kota Bandung, tentu wisatawan dari luar kota tidak akan melewatkan untuk mampir sejenak dan berfoto di depan Gedung Sate, kantor Gubernur Jawa Barat yang juga merupakan landmark kota Bandung.
Namun kini wisatawan tidak hanya bisa berfoto di depan Gedung Sate, namun juga bisa masuk ke dalam Gedung Sate sekaligus mempelajari sejarah masa lalu di Museum Gedung Sate.
Museum Gedung Sate diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) pada tanggal 8 Desember 2017. Terletak di sayap timur Gedung Sate, museum ini menyajikan tema sejarah, yang dikemas dalam sensasi teknologi digital dan interaktif.
Di museum ini pengunjung bisa menikmati Interactive 3D Scale Model of Gedung Sate, Interactive Glass Display, Hologram, dan Wall Video Mapping.
Salah satu yang paling seru adalah Augmented Reality yang membuat pengunjung seolah-olah terlibat pada pengerjaan Gedung Sate, pada masa lalu.
Di museum ini juga terdapat Virtual Reality yang membuat pengunjung seolah-olah menaiki balon udara mengelilingi area sekitar Gedung Sate. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati Architarium (TV 270 derajat), Interactive Floor Display, dan Interactive Picture Frame.
“Penggunaan teknologi ini agar lebih interaktif dengan pengunjung. Selain untuk mengubah image museum secara umum yang kotor, berdebu, sepi dan sebagainya,”ujar Kepala Sub Bagian Urusan Dalam Bagian Rumah Tangga, Tata Usaha dan Kepegawaian Pemprov Jabar, Ebet Nugraha, kepada koran ini, Selasa (10/7).
Nuansa yang tenang dengan design interior mendukung, tertibnya pengunjung serta dukungan keamanan yang tersedia, menjadikan museum ini terkesan amat berkelas. Pengunjung pun dapat menyampaikan aspirasinya, baik kritik maupun saran kepada pengelola.
“Kami menerima kritik dan juga saran dari pengunjung. Biasasnya kami terima secara langsung setelah berkeliling museum, juga di media sosial Instagram kami@museumgedungsate,” timpal Astari Nuraini, Staf Museum.
Berbagai instansi, maupun komunitas-komunitas dari dalam maupun luar kota Bandung, bersifat formal maupun informal dengan misi yang sama yakni mengedukasi, kerap melakukan kerja sama dengan Museum. Kegiatan ini pun dijadikan sebagai upaya publikasi museum kepada masyarakat.
Museum sendiri buka dari hari Selasa sampai dengan Minggu dimana pengunjung sendiri dapat menikmati museum tanpa batas waktu dengan berbagai fasilitas yang tersedia hanya dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp 5.000/orang.
“Sejauh ini, dari awal dibuka hingga hari ini telah terhitung 80 ribu orang yang berkunjung, kebanyakan rombongan sekolah atau keluarga. Buat yang ingin kunjungan rombongan bisa melakukan reservasi online terlebih dahulu di museumgedungsate.org,” tambahnya.
(Job2)