POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Ridwan Kamil akan membentuk tim transisi sebelum resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 pada September mendatang. Pembentukan tim transisi tersebut dilakukan untuk membantunya sebelum menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
“Kemungkinan pelantikan gubernur itu 17 September. Kemungkinan gelombang pertama pelantikan wali kota/bupati (Jawa Barat pemenang Pilkada) itu 20 September. Jadi saya dilantik dulu, setelah itu saya melantik gelombang pertama dari wali kota/bupati. Sampai menuju ke tanggal 17 September Saya sedang mempelajari dan akan membuat tim transisi juga,” ujar Ridwan Kamil kepada awak media di kawasan Jalan Riau, Kota Bandung, Senin (9/7/2018).
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, keberadaan tim transisi ini nantinya akan membantu dirinya sebelum menjadi Gubernur Jawa Barat. Tim transisi ini, kata Emil, dibentuk untuk memastikan janji janji kampanye pasangan Rindu dapat terakomodir di RPJMD Jawa Barat dan penganggarannya dapat segera masuk di APBD 2019 dan APBD perubahan Jawa Barat tahun ini.
“Tim transisi ini dibentuk untuk memastikan janji-janji kampanye bisa terakomodir di RPJMD APBD 2019, bahkan di APBD perubahan yang dieksekusinya kan sekitar Oktober, November, Desember. Sehingga dalam waktu pendek janji janji Rindu ini bisa terwujud,” katanya.
Emil berharap dengan hadirnya tim transisi ini dirinya dapat langsung bekerja karena telah mengetahui program apa saja yang dapat segera dieksekusi. Tak hanya itu, Emil mengaku ingin merangkul semua calon yang berkontestasi di Pilgub Jabar.
“Semua saya rangkul dalam sebuah lembaga khusus. Hasanah, 2DM sudah saya sampaikan adaptasi yang bagus-bagus belum dibahas teknis. Kalau Pak Syaikhu semangat soal Asyik Preneur,” jelasnya.
Meski sampai sekarang Emil belum menentukan siapa saja yang masuk dalam tin transisi namun ia diingatkan untuk melibatkan wakilnya, Uu Rizhanul Ulum dalam melakukan penyusunan setiap tim yang akan dilibatkan. Itu penting dilakukan agar tidak ada kesan one man show sekaligus memperkuat chemistry antara keduanya dalam menduduki kursi kepemimpinan di Jabar.
Pengamat politik Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf menyebut upaya Ridwan Kamil yang membuat tim transisi tepat untuk sinkronisasi program Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai saat ini.
“Pembahasan tim transisi itu satu paket. Jangan one man show, jangan single fighter. Wakil juga harus diajak bicara,” kata Asep saat dihubungi, Senin (9/7/2018).
Tim transisi ini ia sebut untuk mengakomodir pemenuhan janji kampanye. Untuk itu, Uu Ruzhanul Ulum harus lebih punya inisiatif dan lebih aktif dalam menyampaikan keinginannya kepada Ridwan Kamil, terutama terkait janji Uu kepada masyarakat.
Asep menambahkan, idealnya tim transisi ini diisi oleh pihak-pihak yang merumuskan janji dan visi misi pasangan Ridwan-Uu, termasuk memasukkan kalangan akademisi dan struktur di Pemerintah Provinsi Jawa Barat, seperti Sekda atau Bappeda. “Nantinya, mereka akan mengkonfirmasi, mengklarifikasi, mengkoreksi, dan merekomendasi janji-janji kampanye yang akan direalisasikan, lalu tim transisi ini merekomendasikan program-program yang diselaraskan tadi kepada pemprov,” pungkasnya.
(fid/pojokbandung)