Gerhana Matahari Total Zaman Soeharto Ditakuti, 9 Maret 2016 Malah Diburu

 

POJOKBANDUNG, com, JAKARTA – Ada perbedaan mencolok gerhana matahari total yang terjadi pada zaman Presiden Soeharto dengan gerhana matahari total zaman Jokowi yang akan terjadi pada Rabu, 9 Maret 2016 besok.

Gerhana matahari total zaman Soeharto ditakuti, karena pemerintah kala itu menyampaikan bahwa gerhana matahari total akan menyebabkan kebutaan permanen. Sedangkan di zaman Jokowi, gerhana matahari justru diburu.

Tak hanya warga yang antusias menyambut gerhana matahari total di Indonesia. Wisatawan asing pun rela berkunjung ke Indonesia hanya untuk menyaksikan fenomena langka itu.

Fenomena gerhana matahari total yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 memang bukan yang pertama di Indonesia. Namun, baru kali ini penyambutannya sangat luar biasa.

Indonesia sudah beberapa kali dilintasi gerhana matahari, yakni pada tahun 1901 (Sumatera), kemudian pada 1962 (sebagian kecil terlihat di Indonesia bagian timur), dan di Pulau Jawa pada tahun 1983 yang mencakup pulau Jawa dan sebagian kecil Papua.

“Waktu gerhana matahari tahun 1983, saya masih kelas 5 SD. Waktu itu kita disuruh sembunyi di dalam rumah dan tak boleh lihat gerhana. Katanya bisa membuat buta,” ujar warga Belitung Timur, Toni (45).

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan, gerhana matahari total yang melintasi wilayah Indonesia sangat langka. Karenanya, sangat disayangkan jika masyarakat Indonesia melewatkannya.

“Ini kesempatan bagus sekali bagi masyarakat untuk melihat fenomena itu (gerhana matahari total) di tempat yang jarang sekali. Karena kebetulan langka sekali tempatnya hanya di Indonesia, bisa sekali seumur hidup,” ujar Eka Sakya.

(one/pojoksatu)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …