Investor Indonesia Fokus Perencanaan Keuangan Jangka Pendek

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Manulife Investor Sentimen Index (MISI) melakukan survei terhadap 500 wawancara online yang dilakukan di Hongkong, Tiongkok, Taiwan, Jepang, Singapura, Malaysia dan Filifina, juga wawancara tatap muka di Indonesia.

Dimana para responden adalah investor kelas menengah hingga atas. Responden juga berusia 25 tahun keatas yang menjadi pengambil keputusan utama dalam hal-hal terkait keuangan di rumah tangga dan saat ini sudah memiliki produk investasi.
Hasil survei yang dilakukan menunjukan bahwa investor di Indonesia hanya fokus pada perencanaan keuangan dalam jangka pendek dan tidak memiliki strategi yang jelas untuk jangka panjang.

Survei yang dilakukan oleh Manulife menunjukkan bahwa ada beberapa pengeluaran yang dilakukan investor sehingga pengeluaran itu membuat investor harus berutang.
Chief Agency Officer PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Rusli Chan mengatakan survei ini mengungkap beberapa pola pengeluaran yang sangat memprihatinkan.
Menurutnya, jika jumlah pengeluaran para investor masih terus lebih besar daripada pendapatan bulanan mereka, maka lanjutnya para investor akan terlilit utang jangka panjang dan terkena dampak finansial yang serius di kemudian hari.

“Dengan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Indonesia secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir adalah memprihantinkan jika persiapan dana pensiunan tidak menjadi prioritas keuangan yang utama. Para investor sebaiknya segera berkonsultasi dengan penasihat keuangan agar mereka dapat mengelola pengeluaran hariannya dengan lebih baik dan menyiapkan rencana keuangan jangka panjang,” ucapnya kepada wartawan di Gedung Manulife, Jalan Asia Afrika Bandung, kemarin.

Ditempat yang sama, Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro menuturkan dalam kondisi pasar seperti apapun, investor disarankan untuk melakukan investasi beragam portofolio daripada hanya menyimpan dananya di tabungan atau deposito.

“Karena pada akhirnya, investor tetap membutuhkan perencanaan keuangan menyeluruh yang mencakup pengelolaan pengeluaran harian, memiliki portofolio investasi yang terdiversifikasi, serta tujuan keuangan yang lebih terarah agar keuangan mereka dapat lebih terjamin dalam jangka panjang,” ucapnya.

Survei yang dilakukan MISI juga mengungkapkan bahwa sebagian investor Indonesia fokus pada simpanan untuk beragam pengeluaran dalam jangka pendek dan menengah, dimana biaya pendidikan anak atau pernikaha anak dan biaya kesehatan menempati dua prioritas tujuan keuangan.

“Kita harus menyadari bahwa anak-anak kita meniru dan belajar dari perilaku keuangan orang tuanya. Untuk menghindari terulangnya kesalahan pengelolaan keuangan, maka pendidikan keuangan harus dilakukan di setiap keluarga. Orang tua harus berusaha agar kekayaan rumah tangga dapat lebih meningkat dan pada saat yang sama orang tua bisa menjadi teladan bagi anak-anak mereka dalam pengelolaan keuangan yang baik,” pungkasnya. (agp)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …